Sampai Kapan Biden Effect Bikin IHSG Terus Ngegas?

Sampai Kapan Biden Effect Bikin IHSG Terus Ngegas?

Soraya Novika - detikFinance
Senin, 09 Nov 2020 10:44 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5% ke level 4.891. Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham siang ini.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Pasar keuangan Indonesia terus bergerak menguat sejak perdagangan pekan lalu. Hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka menguat. Penguatan IHSG itu diyakini terpengaruh oleh kemenangan Joe Biden dalam Pilpres AS 2020 (Biden Effect). Menurut Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi, tren penguatan itu bakal terus berlanjut sampai mencapai level tertinggi di 5.600.

"Kemarin kan sudah tembus 5.300 kemungkinan besar itu akan kena tertingginya itu di 5.600," ujar Ibrahim kepada detikcom, Senin (9/11/2020).

Akan tetapi, Biden Effect ini hanya akan bertama sampai minggu ketiga November 2020 saja. Alasannya karena kemenangan Biden ini bersamaan dengan penantian stimulus fiskal AS yang kemungkinan bakal cair di minggu ketiga November 2020.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kenapa saya katakan sampai minggu ketiga, karena bersamaan dengan kemungkinan besar stimulus itu bukan terjadi di minggu ini tapi di minggu depan. Karena apa, karena masih adanya gonjang ganjing tentang petahana yang melakukan banding terhadap kemenangan Biden," sambungnya.

Setelah itu, bursa saham bakal kembali mengalami pelemahan sebab masih banyak hal-hal lain yang bisa membuat pasar tidak stabil.

ADVERTISEMENT

"Biden Effect ini kemungkinan hanya sampai di minggu ketiga, setelah minggu keempat, market akan tertuju lagi terhadap fundamental yang ada, terutama tentang masalah lockdown di Eropa berlaku sampai akhir November. Kalau seandainya di bulan November ini pandemi COVID-19 masih terus tidak ada penurunan kemungkinan besar (lockdown Eropa) akan diperpanjang sampai bulan Desember," paparnya.

"Sehingga akan berpengaruh terhadap data manufaktur di Eropa, kemudian data penjualan, inflasi yang kemungkinan besar akan terjadi deflasi di Eropa nah ini yang kemungkinan besar sedikit demi sedikit IHSG dan rupiah kembali lagi mengalami pelemahan," sambungnya.

Sedikit berbeda dari Ibrahim, menurut Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee, pengaruh kemenangan Biden terhadap tren penguatan saham RI hanya tidak akan bertahan selama itu.

"Mungkin sangat pendek ya efeknya, di minggu lalu kan sudah kelihatan ya efeknya market menguat banyak, udah dua hari perdagangan terakhir itu kemenangan Biden mempengaruhi pasar. Tapi kita perkirakan efeknya akan berkurang, mungkin hari ini masih bisa," kata Hans.

Mulai pekan ini, IHSG kemungkinan mengalami pelemahan. "Saya pikir hanya sehari dua hari habis itu tentu market bisa terkoreksi ya pekan ini karena orang profit taking," sambungnya.

Selain aksi profit taking, pasar juga masih khawatir terkait gejolak-gejolak lainnya seperti soal sengketa pemilu AS yang bisa saja meningkat beberapa hari kemudian.

"Pasar akan memperhatikan pertama terkait sengketa pemilu di AS ya karena Trump sudah menjanjikan gugatan di sana, kemudian pasar menunggu transisi selama 2 bulan ke depan, transisi ini bikin orang cukup khawatir karena mungkin Trump bisa saja membuat dobrakan kebijakan yang tidak baik dan tidak terlalu menguntungkan sehingga menimbulkan keresahan," paparnya.

Hans Kwee memprediksi resistensi IHSG pekan ini akan berada di level 5.381-5.500 dan support di level 5.246-5.161.


Hide Ads