UMKM Ikut Ekspor Serentak, Apa Manfaatnya?

UMKM Ikut Ekspor Serentak, Apa Manfaatnya?

Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 08 Des 2020 08:50 WIB
Aktivitas produksi masker kain bermotif batik di rumah produksi Kreasi Anak Indonesia (Kain) di kawasan Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Jumat (30/10/2020). Masker kain bermotif batik untuk anak dan dewasa ini dijual berdasarkan pesanan dan penjualan grosir dengan harga Rp 5.000 hingga Rp 7.000 per potong.
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengatakan, dilibatkannya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam pelepasan ekspor serentak akan berdampak positif terhadap ekonomi Indonesia dan lapangan kerja baru.

Sebab, UMKM merupakan sektor yang berperan penting dalam pemulihan ekonomi. Berdasarkan data BKPM, UMKM mampu menyumbang produk domestik bruto (PDB) 61,7 persen.

"Dari kami Kementerian Perdagangan mendorong UMKM untuk bisa ekspor. Ekspor itu penting, kami menyadari upaya dalam pemulihan ekonomi nasional sekarang ini adalah dengan membangkitkan dan memperkuat UMKM Indonesia. Salah satu caranya adalah mendorong mereka supaya bisa mengakses pasar ekspor," kata Staf Khusus Menteri Perdagangan, Alexander Yahya Datuk dalam keterangannya, Selasa (8/12/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masuknya UMKM menjadi bagian dari kegiatan ekspor, kata dia, tentu akan membuat roda perekonomian mereka berputar. Sebab, barang yang dihasilkan bisa tersalurkan. Kemudian, dari kegiatan ekspor ini tentunya negara akan mendapatkan devisa dari kegiatan ekspor ini.

"Ekspor sendiri adalah bagian dari pemulihan ekonomi nasional. Dimana ketika ekspor meningkat yang pasti neraca perdagangan kita baik, ada devisa masuk," kata Alex.

ADVERTISEMENT

Sementara dari sisi tenaga kerja, kata dia, dengan berputarnya roda perekonomian UMKM tentu akan membutuhkan lapangan pekerjaan baru. Dari sinilah lapangan kerja baru diciptakan oleh UMKM. Pada akhirnya akan berdampak baik pada perekonomian masyarakat dan nasional.

"Kenapa UMKM bisa menjadi penting, karena UMKM itu kita tahu bersama adalah penyumbang lapangan pekerjaan terbesar di Indonesia, Jadi, penting bagi kami Kementerian Perdagangan untuk bisa mensuport UMKM dapat mengakses pasar ekspor," kata dia.

Ke depan, Kementerian Perdagangan akan terus memberikan dukungan penuh kepada pelaku UMKM yang berorientasi mengekspor barang atau produk olahan mereka, salah satunya melatih kemampuan mereka untuk ekspor. Apalagi dalam situasi pandemi COVID-19 seperti saat ini.

"Kementerian Perdagangan punya program khusus untuk mendorong UMKM. Ada yang namanya pusat pengembangan ekspor Indonesia (PPEI). Jadi kami melatih skil agar UMKM dapat mengerti teknis ekspor, sampai mereka bisa melakukan ekspor, kemudian skil mereka," kata dia.

Bukan hanya itu, Kemendag juga memberikan pendampingan kepada pelaku UMKM untuk meningkatkan desain, kemasan sampai olahan produk mereka. Hal ini agar produk UMKM mampu bersaing di pasar global.

"Kami suport di situ dan ini sudah berjalan. Harapannya bisa menjadi juara ekspor dan semakin banyak UKM Indonesia yang bisa mengakses pasar ekspor yang bernilai tambah. Sehingga bisa berkembang, dengan begitu ekonomi kita akan kuat," kata dia.

Adapun pada Jumat (4/12), Presiden Joko Widodo melakukan seremoni pelepasan ekspor tahun 2020 yang digelar secara virtual. Dari 133 perusahaan yang berpartisipasi, sebanyak 54 perusahaan di antaranya merupakan UMKM.

Nilai ekspor UMKM tercatat mencapai 12,29 juta dolar AS atau setara Rp 178,15 miliar. Dari 54 UMKM tersebut, tujuh UMKM akan melakukan ekspor perdananya. Sedangkan, total nilai ekspor perusahaan non-UMKM dan UMKM tercatat sebesar 1,64 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 23,75 triliun.

Presiden Joko Widodo yang menghadiri kegiatan pelepasan ekspor tersebut memerintahkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan instansi terkait untuk lebih banyak memberi akses dan pendampingan kepada pelaku UMKM sehingga bisa merambah pasar ekspor.


Hide Ads