PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mengklaim keuangan perusahaan masih sehat meski di tengah pandemi COVID-19. Hal itu terlihat dari utang perusahaan yang disebut masih aman hingga 2025.
Presiden Direktur LPKR Ketut Budi Wijaya mengatakan, hingga 2025 perusahaan tidak memiliki utang jatuh tempo yang memiliki nilai besar yang bisa mempengaruhi keuangan.
"Jadi dari 2020 sampai 2025 tidak ada utang signifikan yang jatuh tempo," ucapnya dalam paparan publik virtual, Senin (14/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketut melanjutkan, pada 2019 tingkat utang Lippo Karawaci saat ini hanya mencapai 0,34 kali dari ekuitas. Menurutnya angka itu jauh lebih kecil dibandingkan kompetitor perusahaan sejenis.
Ketut melanjutkan, dari sisi total aset LPKR mencapai Rp 55,1 triliun, dengan aset yang dikelola mencapai Rp 19 triliun. Menurutnya angka itu jauh lebih tinggi dibandingkan aset para kompetitornya.
CEE LPKR, John Riady menambahkan, beberapa sektor bisnis yang dijalani perusahaan masih terbilang potensial. Untuk properti perusahaan mencatat ada kenaikan penjualan untuk segmen rumah tapak dengan harga kisaran Rp 1-2 miliar.
"Ini merupakan pembeli rumah perdana. Jadi end user pembeli perdana yang jadi mesin pertumbuhan demand di industri properti," ucapnya.
Sementara untuk segmen bisnis penunjang yang menjadi andalan perusahaan adalah sektor kesehatan. Dengan anak usaha PT Siloam International Hospitals Tbk perusahaan melihat adanya peluang besar terutama di masa pandemi COVID-19.