Robinhood dikecam banyak orang karena bikin geger lantaran kasus bunuh diri seorang mahasiswa. Robinhood di sini bukanlah tokoh fiksi populer dari tanah Inggris, melainkan startup jasa keuangan dan investasi asal Amerika Serikat (AS).
Robinhood menjadi sorotan lantaran kasus bunuh diri seorang mahasiswa berusia 20 tahun yang syok melihat saldo investasinya di aplikasi tersebut negatif hingga US$ 730 ribu.
Menurut regulator sekuritas Massachusetts, Robinhood memang mampu memikat investor tidak berpengalaman alias milenial ke aplikasi perdagangan bebasnya dengan elemen permainan seperti confetti warna-warni dan teknik pemasaran agresif lainnya. Namun, kemampuannya menarik investor baru ke dunia pasar modal justru menuai kecaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setidaknya ada 24 halaman daftar keluhan yang mengecam Robinhood sengaja hanya fokus pada milenial. Hal itu dianggap melanggar undang-undang dan peraturan negara bagian dengan gagal mengambil langkah-langkah untuk melindungi pelanggannya dan gagal melindungi sistemnya dari pertumbuhan yang eksplosif di pasar modal.
"Robinhood menggunakan strategi seperti gamifikasi untuk mendorong dan membujuk penggunaan aplikasi melakukan trading secara terus menerus dan berulang," ujar regulator dari Divisi Sekuritas Massachusetts dikutip dari CNN Business, Rabu (17/12/2020).
Baca juga: Induk SCTV Dapat Restu Pecah Saham |
Dalam sebuah pernyataan, Robinhood menyatakan tidak setuju dengan tuduhan dalam pengaduan tersebut dan berencana untuk membela diri. Startup tersebut mengaku telah melakukan perbaikan pada penawaran opsinya, menghadirkan pengamanan tambahan, dan meningkatkan materi pendidikan di aplikasinya.
"Jutaan orang telah melakukan investasi pertama mereka melalui Robinhood, dan kami tetap fokus untuk melayani mereka. Robinhood adalah pedagang perantara mandiri dan kami tidak membuat rekomendasi investasi," kata manajemen Startup itu.
Regulator sekuritas Massachusetts kini sedang mengupayakan berbagai sanksi kepada Robinhood, termasuk denda, tinjauan independen atas platform tersebut, dan kompensasi kepada investor yang dirugikan.
Untuk diketahui, Robinhood cukup populer di AS. Aplikasi perdagangan ini muncul sebagai salah satu pemenang pandemi. Pada awal tahun ini, Robinhood mampu menambah 3 juta akun baru ke aplikasinya atau tumbuh pesat sebesar 30% dari level sebelumnya. Valuasi Robinhood pun menanjak jadi US$ 11,2 miliar. Nilai itu meroket tajam dari nilai sebelumnya US$ 8,6 miliar.
Namun, perkembangan positif itu, dianggap mengganggu industri pialang online lainnya.
"Robinhood menggunakan teknik periklanan dan pemasaran yang menargetkan individu yang lebih muda ...dengan sedikit, jika ada, pengalaman investasi," kata regulator Massachusetts.