Melihat kegentingan itu, BEI memutuskan untuk mengambil langkah cepat dengan mengeluarkan sederet kebijakan. Salah satunya adalah trading halt.
Keputusan itu dijalankan melalui Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor: Kep-00024/BEI/03-2020 tanggal 10 Maret 2020 perihal Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi Darurat, dan dalam rangka menjaga perdagangan efek yang teratur, wajar dan efisien.
Atas keputusan itu, jika terjadi penurunan yang sangat tajam atas dalam 1 hari bursa yang sama, maka diterapkan trading halt 30 menit jika mengalami pelemahan 5% dan dilakukan lagi 30 menit jika mengalami penurunan 10%. Selain itu juga diterapkan trading suspend bila IHSG turun hingga 15%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Inarno mengatakan, kebijakan itu diambil sebagai rem darurat dari kejatuhan IHSG. Sebab hampir seluruh investor di pasar modal Indonesia terus melakukan aksi jual. Sepanjang 2020, BEI sendiri sudah melakukan 7 kali trading halt.
"Jadi kalau kita nggak cepat mengeluarkan kebijakan tersebut ya seperti nggak ada remnya, blong aja gitu. Saya nggak tau berapa bottom-nya," ucapnya.
Selain itu BEI juga mengeluarkan kebijakan auto rejection bawah (ARB) menjadi sebesar 7%. Artinya harga saham hanya bisa turun sampai 7%.
"Alhamdulillah pada saat itu pasar cukup terkendali dan tentunya ini sebetulnya semua untuk melindungi investor, di mana investor kita harapkan mempunyai waktu untuk menelaah, jangan ada kepanikan jual semuanya. Kita berikan ke waktu agar supaya mereka itu bisa berpikir secara jernih. Apakah dia itu jual ataukah mendingan hold. Nah itu kita harapkan di situ dan akhirnya cukup terkendali indeksnya," tuturnya.
Untuk menyelamatkan saham-saham yang telah jatuh itu BEI dan OJK juga mengeluarkan kebijakan pelonggaran buyback atau pembelian saham kembali oleh perusahaan tercatat. Para emiten diperbolehkan buyback tanpa harus melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
"Alhamdulillah ada sekitar 80-88 emiten yang sudah melakukan itu. Ini semuanya sebetulnya ini supaya agar market kita cepat pulih dan juga investor itu tidak panik. Dan Alhamdulillah ini berjalan dengan cukup baik," tambah Inarno.
Selain itu BEI juga memangkas waktu perdagangan saham. Ternyata salah satu alasan BEI melakukan itu hanya bersifat manusiawi. Diharapkan seluruh karyawan BEI maupun insan pasar modal bisa pulang lebih cepat, sehingga menghindari penumpukan jam pulang dengan kantor lain.
Dari sederet kebijakan itu ternyata cukup ampuh. Terbukti IHSG kini mulai pulih dan kembali ke level 6.000-an.
(das/eds)