Perdagangan 2020 Ditutup, Dana di Pasar Modal Tembus Rp 118 T

Perdagangan 2020 Ditutup, Dana di Pasar Modal Tembus Rp 118 T

Vadhia Lidyana - detikFinance
Rabu, 30 Des 2020 17:05 WIB
Logo Bursa Efek Indonesia
Foto: Ari Saputra: Bursa Efek Indonesia
Jakarta -

Penghimpunan dana di pasar modal mencapai angka Rp 118,7 triliun. Dana tersebut merupakan diperoleh 169 penawaran umum di bursa meliputi initial public offering (IPO), penawaran umum terbatas (PUT), penerbitan surat utang, dan sebagainya.

"Sementara, total penghimpunan dana sudah mencapai Rp 118,7 triliun," kata Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso dalam penutupan perdagangan BEI 2020 yang disiarkan virtual, Rabu (30/12/2020).

Adapun jenis PU tersebut antara lain IPO dari 51 perusahaan yang berhasil mengumpulkan nilai emisi sebesar Rp 6,07 triliun. Menurut Wimboh, capaian ini tertinggi di ASEAN. Tak lupa juga dengan bertambahnya jumlah emiten di pasar modal Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari sisi supply, antusiasme korporasi untuk menggalang dana, dengan ditunjukkan adanya 53 emiten baru, dan juga 51 perusahaan telah tercatat di bursa, ini menjadi tertinggi di ASEAN," tutur Wimboh.

Kemudian, dari penawaran umum terbatas (PUT), pasar modal meraup nilai emisi sebesar Rp 20,27 triliun. Sedangkan, dari efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) nilainya mencapai Rp 3,57 triliun.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya, penawaran umum berkelanjutan (PUB) EBUS Tahap I cukup besar, yakni mencapai Rp 30,5 triliun. Di tahap II pun nilainya semakin besar lagi, yakni Rp 58,3 triliun.

Meski begitu, jika dibandingkan dengan tahun 2019, penghimpunan dana di pasar modal tahun ini ada penurunan sebesar 28,93%. Berdasarkan data yang dilampirkan Wimboh, di tahun 2019 penghimpunan dana di pasar modal mencapai sekitar Rp 167 triliun.

Wimboh mengatakan, untuk menjaga perkembangan pasar modal, pihaknya masih terus mencari kebijakan yang tepat bersama pemangku kebijakan lainnya.

"Dalam menjaga kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal, kita harus menjaga integritas, likuiditas, serta volatilitas di pasar modal. Untuk itu, OJK bersama pemerintah dan BI, serta LPS terus berupaya agar stabilitas keuangan tetap terjaga. Kita juga tetap mencari kiat-kiat bagaimana mencari kebijakan lanjutan agar ini bisa terus mendukung pengembangan pasar modal Indonesia dalam rangka stabilitas sistem keuangan," pungkas Wimboh.

(hns/hns)

Hide Ads