Pemerintah mengimbau seluruh masyarakat tidak membuat acara berkerumun untuk menekan penyebaran virus Corona (COVID-19). Keputusan itu mengancam keuangan masyarakat yang sangat erat hubungannya dengan keramaian seperti sebagai cosplayer.
Namun bukan berarti pendapatan para cosplayer putus begitu saja di tengah pandemi. Berdasarkan wawancara detikcom kepada pekerja cosplayer, mereka masih bisa mendapat penghasilan dari mengikuti lomba secara online, hingga menerima endorsement.
"Kebetulan memang acara offline tidak ada, tapi acara online tuh banyak sekali. Kalau online kerjanya ikut lomba, itu kirim video atau foto biasanya, nanti ada jurinya juga secara online. Jadi kalau untuk pekerja kayaknya nggak terlalu banyak terdampak," kata Ovic Yulkarnain (39), salah satu cosplayer kamen rider saat bincang khusus dengan detikcom di QBig BSD City, Tangerang, Sabtu (26/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh sebab itu, tak ada alasan untuk pekerja seperti cosplayer tidak bisa berinvestasi di masa pandemi. Pilihan investasinya bisa yang berbasis agresif, moderat atau konservatif.
"Pilihan untuk investasi berbasis agresif seperti reksa dana saham atau masuk pasar saham. Sementara pilihan untuk investasi berbasis moderat-konservatif pilihannya seperti logam mulia, reksa dana pendapatan tetap atau pasar uang, obligasi atau sukuk ritel, surat berharga negara," kata Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho.
Andy menyarankan agar pekerja seperti cosplayer memiliki tabungan dan dana darurat, agar ketika sedang tak ada job masih punya uang. Dana yang bisa dialokasikan untuk tabungan atau dana darurat setidaknya 15% dari penghasilan.
"Bila pekerja mendapatkan gaji, dana darurat dan tabungan idealnya dialokasikan masing-masing 10% dari penghasilan. Bagi para freelancer sebaiknya ditingkatkan jadi masing-masing 15% dari penghasilan untuk kedua pos pengeluaran tersebut," ucapnya.
Perencana Keuangan Eko Endarto justru menyarankan agar setiap penghasilan yang didapat, dialokasikannya 20% untuk investasi. Menurutnya, semua instrumen investasi apapun bisa dimiliki oleh pekerja yang penghasilannya tak tetap sekalipun seperti cosplayer.
"Semua investasi bisa. Cuma caranya saja berbeda. Kalau penghasilan rutin bisa bulanan, maka yang penghasilan nggak pasti dialokasikan dan disisihkan dari setiap penerimaan penghasilan misal 20% dari penerimaan," tuturnya.
"Penghasilan memang bisa tidak pasti, tapi pengeluaran bisa dipastikan. Maka kuncinya dipastikan dulu berapa besaran pengeluaran bulanan dan setiap ada penghasilan diusahakan untuk bisa memenuhi pengeluaran pasti tersebut," tambahnya.
(dna/dna)