Platform video asal China, Bilibili diam-diam telah mengajukan pencatatan saham kedua di bursa saham Hong Kong. Itu artinya saham perusahaan ini akan mejeng di dua pasar modal.
Mengutip CNBC, Selasa (12/1/2021), Bilibili sendiri sudah terdaftar di Nasdaq. Informasi terkait pengajuan secondary listing itu dihembuskan oleh sumber.
Bilibili dikabarkan akan meraup dana dari pencatatan saham di bursa Hong Kong itu lebih dari US$ 2 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: SoftBank Jual Saham Uber Rp 28 T, Ada Apa? |
Memang perusahaan yang sudah terdaftar di bursa besar lain dapat secara rahasia mengajukan secondary listing di bursa saham Hong Kong. Tujuannya untuk mencegah dampak besar pada harga sahamnya.
Detail harga biasanya menyusul dalam beberapa minggu mendatang. Seorang juru bicara Bilibili belum bisa dikonfirmasi terkait kabar tersebut.
Bilibili akan menjadi perusahaan China terbaru yang terdaftar di AS yang berbondong-bondong ke Hong Kong untuk daftar sekunder. Alibaba, JD.com, dan NetEase semuanya mengambil rute yang sama dalam 14 bulan terakhir.
Ketegangan yang berlanjut antara AS dan China telah mengancam perusahaan China yang terdaftar di Wall Street. Pada bulan Desember, Presiden AS Donald Trump menandatangani undang-undang yang mengancam akan menghapus perusahaan yang tidak mematuhi standar audit AS.
Itu bisa menjadi salah satu alasan di balik munculnya listing sekunder di Hong Kong.
(das/ara)