Investasi saham kini menjadi tren di kalangan muda, terutama yang aktif di media sosial. Tren main saham itu juga dipicu oleh para influencer yang giat memberikan rekomendasi saham.
Di sisi lain, untuk memulai berinvestasi saham juga semakin mudah dengan adanya layanan online. Mulai dari membuka rekening dana nasabah (RDN) atau juga biasa disebut rekening dana investor (RDI) bisa dilakukan secara daring.
Nah, sebelum memulai langkah-langkah berinvestasi saham, ada beberapa hal yang harus dipahami.
Pertama ialah pengetahuan tentang saham itu sendiri.
"Sekarang kita membeli saham itu kita harus memahami kita membeli perusahaan. Jadi bukan saham saja. Dan saham itu bukan angka-angka saja, bukan harga-harga, tetapi perusahaan," kata Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee kepada detikcom, Sabtu (16/1/2021).
Dihubungi secara terpisah, Direktur Utama MNC Sekuritas Susy Meilina juga mengatakan hal serupa.
"Yang paling pertama harus dilakukan jika ingin mulai berinvestasi saham adalah investasi ilmu. Belajar dahulu pengetahuan dasar tentang pasar modal melalui kelas edukasi seperti Sekolah Pasar Modal (SPM) yang juga sering MNC Sekuritas selenggarakan secara gratis dan online," kata Susy.
Kedua, siapkan dana untuk berinvestasi. Kembali ke Hans, ia menegaskan dana untuk berinvestasi sebaiknya adalah dana yang tidak dipakai untuk kebutuhan penting.
"Sebaiknya investasi itu memakai dana lebih. Jadi dana yang benar-benar tidak untuk dipakai untuk hal-hal yang lain dan tidak dibutuhkan dalam waktu dekat. Kalau uangnya dibutuhkan untuk berobat, beli rumah, atau pernikahan, atau sesuatu yang mendesak jangan digunakan untuk investasi," kata Hans.
1. Mau Investasi Saham, Siapkan Duit Berapa?Untuk berinvestasi saham, detikers harus memiliki rekening dana nasabah (RDN) atau juga biasa disebut dengan rekening dana investor (RDI) yang dibuka melalui perantara yakni perusahaan sekuritas. Nantinya, detikers harus menyetor dana untuk saldo awal di RDN. Misalnya di MNC Sekuritas, saldo awal RDN bisa dimulai dari Rp 100.000.
"Saat ini deposit atau setoran awal untuk investasi saham sangat terjangkau. Investor hanya perlu menyiapkan dana Rp 100.000 saja untuk mulai berinvestasi," kata Susy.
Setelah mengisi saldo RDN, maka detikers bisa membeli saham di aplikasi yang disediakan perusahaan sekuritas. Minimum pembelian saham sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah 1 lot (100 lembar).
Lalu, berapa harga 1 lot saham? Menjawab itu, Nico mengatakan harga 1 lot saham berbeda-beda, sesuai dengan harga saham masing-masing perusahaan terbuka yang terdaftar di BEI. Namun, untuk membeli sahamnya disesuaikan dengan kemampuan masing-masing investor.
"Investasilah sesuai nilai kantong. Yang paling penting konsistensi untuk menabung. jadi misalnya setiap bulan mampu menyisihkan Rp 500.000 untuk saham, ya sudah masukkan. Sekarang kan 1 lot hanya 100 lembar. Misalnya beli saham Telkom, harganya misalnya Rp 3.500/lembar. Berarti kan 1 lotnya hanya Rp 350.000. Berarti ini kan sampai sebetulnya," terang Nico.
Menurut Nico, idealnya dana untuk investasi itu disisihkan sekitar 20-25% dari penghasilan bulanan. Namun, harus dipastikan uang itu tidak dibutuhkan untuk kebutuhan yang lebih penting.
Kemudian, Hans mengatakan, investor tak perlu membeli saham langsung dalam jumlah yang besar. Ia menyarankan, investor terutama pemula membeli saham dengan mencicil alias melakukan Dollar Cost Averaging (DCA).
"Untuk menghindari risiko yang terlalu besar, lakukan dengan bertahap. Jadi jangan langsung melakukan pembelian sekaligus, tapi melakukan DCA supaya mendapatkan harga yang bagus di pasar. Kemudian lakukan investasi dalam periode yang panjang, nah dengan DCA itu. Jadi setiap periode membeli, membeli, membeli," tutur Hans.
2. Cara Memilih Saham yang Tepat Bagi Pemula
Sebelum membeli saham, investor pemula sudah harus mengetahui saham apa yang hendak ia beli. Namun, untuk memilih saham yang akan dibeli, investor menentukan tujuannya terlebih dahulu dalam bermain saham. Tujuan itu ialah investasi jangka panjang atau pendek.
Menurut Hans, tujuan terbaik adalah untuk investasi jangka panjang, ketimbang jangka pendek atau trading.
"Kemudian, kita investasi dan lakukan dalam periode yg panjang. Artinya kita memegang saham tersebut, ditahan dalam periode yang panjang. Trading itu berbeda dengan investasi. Sebenarnya kita lebih mendorong orang untuk investasi di jangka panjang untuk menghindari kerugian-kerugian di jangka pendek. Kalau jangka pendek, itu orang trading. Dan trading pendekatannya berbeda lagi dengan yang saya jabarkan tadi. Tetapi trading itu banyak orang menderita kerugian karena melibatkan aspek psikologi," paparnya.
Setelah mengetahui tujuan berinvestasi saham, maka investor bisa memilih saham yang akan dibeli. Nico Demus mengatakan, cara termudah bagi pemula ialah membeli saham dari perusahaan yang dikenalnya.
"Nggak usah susah-susah. Kan teman-teman tahu bank BCA, BNI, BRI, Mandiri. Kalau infrastruktur ada Jasa Marga,Telkom, XL, kan gitu. Komoditas itu ada Antam, Bukit Asam, dan sebagainya. Ini kan sesuatu yang teman-teman bisa lihat," ungkap Nico.
Apabila ingin mengetahui lebih dalam, investor bisa membaca laporan keuangan perusahaan yang ada di situs Bursa Efek Indonesia (BEI). Apabila kesulitan membaca laporan keuangan, ada cara paling sederhana untuk pemula.
"Dalam setiap laporan keuangan punya 16 rasio, 12 rasio di antaranya itu yang paling penting. Teman-teman harus baca rasio solvabilitas, debt to equity rasio (DER), ini salah satu yang dasar sekali. DER ini aset dibagi utang. Kalau rasionya tinggi, berarti perusahaannya banyak utang dong. Nah berarti kita mesti cari perusahaan-perusahaan yang rasio DER-nya rendah. Nah hal-hal yang sederhana seperti ini, ini yang bisa mendorong orang awam untuk mengenal laporan keuangan tanpa harus melihat secara keseluruhan," urai Nico.
3. Step by Step Membeli Saham
Pertama, pilihlah perusahaan sekuritas. detikers perlu memilih perusahaan sekuritas untuk nantinya mengakses pendaftaran rekening dana nasabah (RDN) dan juga melakukan transaksi jual-beli saham.
"Nomor satu cari perusahaan sekuritas yang kredibel. Sampai sekarang ini cukup banyak perusahaan sekuritas, cari yang teman-teman mungkin punya kawan, cari tahu dulu perusahaan sekuritasnya. Apakah dia punya divisi riset? Research is the most important right now. Kenapa? mereka menyajikan loh valuasi tanpa kita mesti tahu laporan keuangan," kata Nico.
Cara memilih perusahaan sekuritas terbaik juga bisa dengan memastikan apakah proses pengisian saldo RDN dan menarik dana dari RDN melalui perusahaan tersebut mudah atau sulit.
Apabila detikers sudah menentukan perusahaan sekuritas yang tepat, maka langkah selanjutnya adalah membuka RDN atau juga yang biasa disebut Rekening Dana Investor (RDI).
Untuk mulai berinvestasi di pasar saham, detikers harus memiliki RDN tersebut yang bisa didaftarkan melalui perusahaan sekuritas yang sudah terdaftar di OJK. Dihubungi secara terpisah. Kini, pendaftaran RDN pun bisa dilakukan secara online melalui aplikasi yang disediakan oleh perusahaan sekuritas.
Calon investor harus menyiapkan KTP, NPWP (jika ada), dan buku tabungan untuk membuka RDN.
Setelah membuka RDN, maka detikers harus mengisi saldo. Untuk mengisi saldo RDN bisa dilakukan dengan transfer dari rekening bank yang dimiliki.
Kemudian, detikers bisa memilih saham yang akan dimiliki dengan mengetik kode saham pada aplikasi perusahaan sekuritas yang digunakan.
Nantinya, detikers bisa membeli saham dengan melakukan penawaran. Susy menjelaskan, harga sebuah saham di pasar modal terbentuk dari harga penawaran dan permintaan yang ada.
"Investasi saham di pasar modal menggunakan prinsip seperti pasar tradisional yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari. Artinya, harga saham yang berlaku di pasar modal terbentuk dari harga penawaran dan permintaan yang ada," urai Susy.
Mekanisme tawar-menawar itulah yang membuat harga saham bisa naik ataupun turun. "Baik transaksi saham di pasar primer, sekunder maupun nego, semuanya merupakan hasil 'tawar-menawar' antara pelaku pasar, baik yang ingin membeli saham atau menjual saham tersebut. Itulah sebabnya harga saham dapat mengalami kenaikan maupun penurunan," jelas dia.
Kemudian, Hans Kwee mengatakan, jika detikers sudah menentukan saham yang akan dibeli, maka bisa membeli saham pada harga terakhir (last price) yang tertera di aplikasi perusahaan sekuritas yang digunakan.
Namun, jika detikers mau membelinya dengan harga yang lebih murah, maka detikers bisa menawar (bid), dan menunggu antrean apakah tawaran itu diterima oleh orang lain yang mau menjual sahamnya (offer).
"Tapi kalau saya menawar terlalu di bawah, kemungkinan nggak dikasih. Kalau saya berani ambil di atas, langsung bisa," papar Hans.
Untuk tawar menawar sebuah saham dikembalikan lagi pada kemampuan masing-masing investor. Nico Demus mengatakan, jika seorang investor optimistis harga saham sebuah perusahaan akan naik, maka bisa langsung membeli saham pada harga terakhir, sehingga tak perlu melakukan penawaran.
"Balik lagi, kalau dia yakin harga sahamnya naik, kita ambil dari last price. Tapi misalnya nggak terburu-buru, lebih baik beli di harga yang lebih rendah lagi," ujar Nico.
Apabila sudah melalui semua tahap di atas, maka otomatis saham yang dibeli akan masuk dalam portofolio detikers. Selanjutnya, detikers tinggal menunggu waktu yang tepat untuk menarik keuntungan (taking profit).