Kinerja Produsen Indomie, Tempat Kerja Nunuk Nuraini Sebelum Tutup Usia

Kinerja Produsen Indomie, Tempat Kerja Nunuk Nuraini Sebelum Tutup Usia

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 28 Jan 2021 11:48 WIB
mie instan indomie
Foto: instagram
Jakarta -

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) kehilangan peracik bumbu Indomie. Nunuk Nuraini dikabarkan meninggal dunia di usia 59 tahun pada Rabu (27/1) kemarin.

Nunuk Nuraini sangat berperan dalam kesuksesan ICBP. Bagaimana tidak, dia telah bekerja hampir 30 tahun. Berkat racikan bumbunya, Indomie menjadi salah satu mi instan favorit masyarakat Indonesia.

Kesuksesan ICBP terlihat dari kinerja positif yang diperoleh meskipun di tengah pandemi COVID-19. Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), tempat Nunuk Nuraini bekerja itu berhasil mengantongi laba Rp 3,96 triliun di kuartal III-2020. Laba bersih perseroan naik 2% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,88 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penjualan neto ICBP di kuartal III-2020 sebesar 3% menjadi Rp 33,88 triliun, atau naik 3,37% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 32,79 triliun.

Penjualan produsen Indomie tersebut terdiri atas penjualan pihak ketiga dan penjualan pihak relasi. Penjualan pihak ketiga sebesar Rp 8,80 triliun atau lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 7,65 triliun dan penjualan pihak relasi sebesar Rp 25,09 triliun atau lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 25,13 triliun.

ADVERTISEMENT

"Kami akan senantiasa melayani para pelanggan dengan tetap mengedepankan kesehatan para karyawan serta mitra usaha. Selain itu, pada saat ini kami juga sedang dalam proses mengintegrasikan kegiatan usaha yang baru saja diakuisisi, ke dalam ICBP," kata Direktur Utama dan Chief Executive Officer ICBP, Anthoni Salim dalam keterangan tertulisnya.

ICBP mencatatkan adanya kenaikan beban pokok penjualan sebesar 0,16% menjadi Rp 21,56 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 21,53 triliun. Selain itu, perusahaan juga mencatat adanya kenaikan beban penjualan dan distribusi menjadi Rp 4,16 triliun dari sebelumnya Rp 3,95 triliun.

Produsen Indomie itu mencatatkan liabilitas sebesar Rp 54,46 triliun dan ekuitas Rp 47,68 triliun. Demikian juga total aset perusahaan meningkat jadi Rp 102,15 triliun dibanding periode Desember 2019 sebesar Rp 38,70 triliun.

(aid/ara)

Hide Ads