Menakar Nasib Reksa Dana Usai Setahun Pandemi

Menakar Nasib Reksa Dana Usai Setahun Pandemi

Soraya Novika - detikFinance
Rabu, 10 Mar 2021 14:20 WIB
ilustrasi investasi
Ilustrasi/Foto: iStock
Jakarta -

Instrumen investasi yang jadi primadona pada masa pandemi 2020 lalu adalah instrumen yang berisiko dan volatilitas rendah. Salah satunya adalah reksa dana pasar uang. Hal ini terbukti dari pertumbuhannya yang cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya.

Pertumbuhannya tercatat mencapai lebih kurang 36-37%. Demikian dengan instrumen reksa dana lainnya, meski ada juga yang mencatat penurunan selama pandemi.

"Tahun lalu industri reksa dana ternyata masih bisa bertumbuh sekitar 5,8% dibandingkan tahun sebelumnya dan penopang dari pertumbuhan industri reksa dana tahun lalu itu sebetulnya yaitu di reksa dana pasar uang tumbuh 37% kemudian reksa dana pendapatan tetap juga masih tumbuh 15%, reksa dana saham yang agak turun 4%, kemudian kontribusi dari reksadana terproteksi juga masih mengalami penurunan 3,6%," ujar Direktur Utama Mandiri Investasi, Alvin Pattisahusiwa dalam konferensi pers Market Outlook bertema Establishing Our Sovereignty: To The Next Frontier in Investment secara virtual, Rabu (10/3/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Produk reksa dana yang dikelola PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) bahkan mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dari rata-rata industri itu secara menyeluruh.

"Pertumbuhannya sendiri di tahun 2020 reksa dana money market kita atau pasar uang kita itu di atas 50% jadi sangat tinggi di atas industry yang pertumbuhannya sekitar 36% di tahun 2020. Kemudian aset lain reksa dana saham khususnya untuk reksa dana saham yang berinvestasi di offshore market itu juga pertumbuhannya cukup baik di 2020, ini juga kita lihat para investor melakukan diversifikasi dari portofolio mereka ke luar dan kebetulan juga market di luar juga reli ya di tahun 2020 terutama di semester 2 kemarin," papar Direktur Pemasaran dan Produk PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) Endang Astharanti.

ADVERTISEMENT

Hal itu membuat total dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) reksa dana Mandiri Investasi mencapai Rp 49,3 triliun.

Sementara untuk total dana kelolaan, termasuk Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT), Produk Investasi Alternatif, Pengelolaan Dana Nasabah Individu, serta AUM dari Mandiri Investment Management Singapore (MIMS) di akhir tahun 2020 mencatatkan total dana kelolaan sebesar Rp 67,6 triliun.

Lalu, bagaimana nasib instrumen investasi itu di masa depan?

Instrumen investasi reksa dana mulai dari pasar uang hingga reksa dana saham diyakini bakal tetap tumbuh positif di tahun 2021 ini.

"Bagaimana outlooknya tahun ini, tahun ini seperti yang disampaikan pak Adi bahwa tahun 2021 ini outlook kita lebih positif terhadap pertumbuhan ekonomi maupun juga prospek pasar saham, sehingga kami masih optimis bahwa industri reksa dana tahun ini akan masih bisa bertumbuh," ucap Alvin.

Dia meyakini pasar reksa dana akan tumbuh antara 15-20% selama 2021 ini.

"Pertumbuhannya 15-20% di tahun 2021 dan ini ditopang dengan recovery reksa dana saham dan juga dengan adanya suku bunga rendah dan juga yield obligasi yang masih bisa dijaga tetap rendah, kami yakin juga pertumbuhan dari reksadana pendapatan tetap juga masih bisa positif," katanya.

"Satu lagi adalah likuiditas yang masih cukup tinggi diyakini akan membantu pertumbuhan reksa dana pasar uang di 2021," tambahnya.

Lihat juga Video: Kini Menjajal Investasi Reksa Dana Syariah Semakin Mudah

[Gambas:Video 20detik]



Mandiri Investasi Incar Dana Kelolaan Rp 73 T Tahun Ini

PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) bidik total dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) Rp 73 triliun hingga akhir tahun 2021 ini. Posisi akhir tahun 2020 lalu, Mandiri Investasi telah mencapai AUM Reksa Dana sebesar Rp 49,3 Triliun.

Sementara untuk total dana kelolaan, termasuk Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT), Produk Investasi Alternatif, Pengelolaan Dana Nasabah Individu, serta AUM dari Mandiri Investment Management Singapore (MIMS) di akhir tahun 2020 mencatatkan total dana kelolaan sebesar Rp 67,6 Triliun.

"Kami optimis targetkan total dana kelolaan di akhir tahun 2021 akan tembus hingga Rp 73 triliun," ujar Direktur Utama Mandiri Investasi, Alvin Pattisahusiwa dalam konferensi pers Market Outlook bertema Establishing Our Sovereignty: To The Next Frontier in Investment secara virtual, Rabu (10/3/2021).

Untuk mencapai total dana kelolaan sebesar itu, Mandiri Investasi telah menyiapkan berbagai strategi tersendiri. Salah satunya, dengan menghadirkan beragam produk investasi agar para investor tetap dapat berinvestasi secara optimal di tahun 2021 ini.

"Mandiri Investasi telah menyiapkan berbagai ekosistem dalam menyambut bangkitnya investor retail di tengah pandemi COVID-19 ini. Contohnya kami memiliki produk Reksa Dana yang memiliki fitur pencairan di hari yang sama (same-day settlement atau T+0) yang dikenal dengan nama Reksa Dana Mandiri Investa Pasar Uang 2 (MIPU2)," paparnya.

Mandiri Investasi juga punya beragam produk reksa dana lain yang sesuai dengan karakter investor retail yaitu yang bisa dimulai dengan nominal Rp 10.000 dan risiko paling rendah.

"Selain itu kami juga memiliki produk Reksa Dana yang yang telah di revamp dengan tema global disruption yaitu Reksa Dana Mandiri Global Sharia Equity Dollar (MGSED) yang berinvestasi pada portofolio Efek Syariah Luar Negeri termasuk berinvestasi pada saham-saham teknologi di level global," tuturnya.

Tidak hanya itu, Mandiri Investasi juga memiliki produk yang mendukung Sovereign Wealth Fund yaitu produk produk Investasi Alternatif seperti KIK EBA, KIK DINFRA, dan Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT).

"Di tahun ini, Mandiri Investasi juga berencana menerbitkan produk inovatif Investasi Alternatif lainnya yaitu DINFRA lanjutan," timpalnya.


Hide Ads