Tips Memilih Reksa Dana, Instrumen Investasi yang Pas Buat Newbie

Tips Memilih Reksa Dana, Instrumen Investasi yang Pas Buat Newbie

Danang Sugianto - detikFinance
Minggu, 21 Mar 2021 16:11 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5% ke level 4.891. Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham siang ini.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Buat masyarakat awam yang baru mau memulai investasi mungkin reksa dana bisa menjadi pertimbangan. Produk ini investasi ini memang terbilang cocok untuk pemula karena pada dasarnya uang investasi nasabah akan dikelola oleh perusahaan manajer investasi (MI).

Instrumen investasi ini sudah cukup banyak dipercaya para investasi. Seiring berjalannya waktu, produk ini semakin banyak jenisnya.

Perusahaan MI akan meramu produk-produk reksa dana dengan racikan kandungan investasi di dalamnya. Menariknya sekarang perusahaan MI membuat berbagai produk reksa dana yang cukup terjangkau. Bahkan ada produk reksa dana yang bisa dibeli dengan harga Rp 100 ribu, tapi dengan konsep menabung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini juga banyak fintech ataupun e-commerce yang menjajakan produk reksa dana. Artinya membeli reksa dana tidak ribet seperti dulu yang harus mendatangi kantor MI.

Ada berbagai jenis reksa dana mulai dari reksa dana pasar uang, ada pula reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, reksa dana saham, reksa dana terproteksi, reksa dana indeks, reksa dana dengan penjaminan, hingga Exchanged Traded Fund (ETF).

ADVERTISEMENT

Jenis-jenis reksa dana itu tergantung dari pengelolaan dananya. Misalnya reksa dana saham, uang nasabah akan dikelola di pasar saham. Nah masing-masing MI memiliki racikan masing-masing. Oleh karena itu kinerjanya berbeda-beda.

Pilihan yang begitu banyak tentu membuat bingung. Melansir Lifepal.co.id ada beberapa tips untuk memilih reksa dana bagi pemula.

Pertama kenali manajer investasi pengelola reksa dana dengan baik. Prospektus dalam sebuah produk reksa dana berisikan banyak hal terkait strategi pengelolaan reksa dana, pembatasan investasi, hingga orang-orang di balik perusahaan manajer investasi tersebut.

Mencari tahu soal rekam jejak manajer investasi (MI) adalah hal wajib yang harus dilakukan investor. Di era keterbukaan informasi seperti saat ini, sangat mudah untuk mengetahui apakah MI yang kita tuju pernah terlibat kasus, atau pelanggaran hukum lainnya.

Ketahui pula, jumlah dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) perusahaan manajer investasi tersebut. Besarnya AUM menandakan tingginya kepercayaan investor terhadap MI. Sebab, tidak mungkin investor mempercayakan dana mereka dikelola oleh MI yang kinerjanya buruk.

Kedua cari benchmark untuk mengukur performa reksa dana. Data historis seputar imbal hasil sebuah reksa dana secara bulanan hingga tahunan tidak bisa dijadikan satu-satunya acuan untuk memilih produk reksa dana. Anda bisa melakukan perbandingan dengan menggunakan beberapa acuan atau benchmark.

Kinerja reksa dana yang disertai benchmark bisa Anda temukan di fund fact sheet produk reksa dana. Namun Anda pun bisa melakukan perbandingan secara mandiri dengan menggunakan benchmark sebagai berikut:
- Reksa dana pasar uang vs bunga deposito
- Reksa dana pasar uang merupakan reksa dana yang memiliki underlying asset atau aset dasar berupa instrumen pasar uang. Beberapa di antaranya adalah deposito dan surat utang jangka pendek yang jatuh temponya di bawah satu tahun.

Kinerja reksa dana pasar uang memang tergolong lebih stabil ketimbang reksa dana lainnya. Satu-satunya cara untuk mengukur performa reksa dana adalah dengan membandingkannya dengan deposito bank umum.

Bagaimana dengan jenis reksa dana lainnya? Buka halaman selanjutnya.

Reksa dana campuran vs saham dengan IHSG. Jika reksa dana yang Anda beli adalah reksa dana saham, maka Anda bisa menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk mengukur performanya.

Ketika kinerjanya bisa mengalahkan IHSG secara konsisten, maka hal itu bisa Anda pertimbangkan. IHSG pun bisa dijadikan benchmark untuk mengukur performa reksa dana campuran, asalkan komposisi portofolio efek di reksa dana campuran tersebut, sebagian besarnya adalah saham.

Reksa dana pendapatan tetap vs indeks obligasi. Sementara itu, untuk reksa dana pendapatan tetap, benchmark berupa Indonesian Indeks Obligasi Pemerintah, Indeks Obligasi Korporat, atau ICBI (Indonesia Composite Bond Index). Semuanya tergantung isi dari underlying asset dari reksa dana pendapatan tetap yang dipilih.

Ketika sebagian besar underlying asset adalah obligasi pemerintah, maka Indeks Obligasi Pemerintah bisa menjadi benchmark. Namun ketika obligasi swasta yang lebih banyak, Indeks Obligasi Korporat boleh dijadikan acuan.

Ketika seseorang memilih instrumen investasi yang memiliki volatilitas tinggi maka mereka juga mengharapkan imbal hasil yang tinggi. Sharpe ratio bisa digunakan untuk tingkat risiko dari reksa dana.

Tidak ada patokan berapa sharpe ratio yang terbaik. Sharpe ratio merupakan rasio yang mengukur kinerja reksa dana dengan perbandingan imbal hasil dan risiko (standar deviasi). Makin tinggi sharpe ratio maka makin baik kinerja reksa dana tersebut.

Jika Anda menemukan nilai sharpe ratio negatif di produk reksa dana, maka akan lebih baik bagi kita untuk memilih reksa dana yang sharpe ratio negatifnya paling kecil. Sharpe ratio yang negatif menandakan tingkat risiko lebih besar dibanding dengan tingkat pengembalian.

Ketika Anda membeli reksa dana di platform milik agen penjual efek reksa dana atau perusahaan sekuritas, maka nilai rasio ini akan tertera di daftar reksa dana. Nilai sharpe ratio juga bisa berubah, bisa saja satu reksa dana saham memiliki nilai sharpe ratio yang tinggi dalam 3 bulan namun minus di periode 1 tahun.

Draw down bisa dimaknai sebagai tingkat kerugian maksimal yang ada di produk reksa dana, atau bisa juga didefinisikan sebagai tingkat penurunan kinerja dari titik puncaknya ke titik terendah.

Untuk jangka waktu pendek (1-3 tahun), sangat disarankan untuk memilih reksa dana yang rendah fluktuasi seperti reksa dana pasar uang, atau pendapatan tetap.

Untuk jangka menengah (3-5 tahun), disarankan untuk memilih reksa dana pasar uang, pendapatan tetap dan campuran. Sementara itu untuk kebutuhan dana pendidikan di atas 5 tahun, maka reksa dana saham boleh dicoba.



Simak Video "IHSG Naik 65 Poin Jelang Libur 1 Muharram"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads