Menghadapi situasi tersebut, Perseroan telah menetapkan sejumlah langkah strategis sebagai upaya untuk menjaga operasional usaha. Perseroan memprioritaskan langkah-langkah untuk meningkatkan kinerja penjualan sekaligus menjaga stabilitas pengelolaan keuangan dan arus kas secara hati-hati.
"Prospek bisnis ke depan masih sangat menantang akibat melemahnya perekonomian dikarenakan pandemi COVID-19. Kami perlu mengambil langkah-langkah prioritas untuk menjaga roda operasional perusahaan terus berputar, menciptakan stabilitas keuangan, dan mendorong kinerja penjualan," ujarnya lebih lanjut.
Menghadapi situasi yang tidak menggembirakan ini Intiland menyiapkan empat strategi utama pertumbuhan. Keempat strategi tersebut yakni pertumbuhan secara organik, peluang akuisisi, menjalankan kerjasama strategis melalui joint venture atau joint operation, serta pengelolaan modal dan investasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perseroan mencermati adanya perubahan pola pasar properti yang menjadi lebih optimis sejak awal tahun 2021. Permintaan masyarakat dan konsumen terhadap produk-produk properti mulai bertumbuh. Gejala tersebut juga terjadi di sejumlah pengembangan proyek Perseroan, khususnya di pasar rumah tapak.
Potret perubahan tersebut juga terlihat dari kinerja penjualan di kuartal I tahun ini. Perseroan membukukan marketing sales Rp 310 miliar, atau naik 166% dibandingkan perolehan kuartal I-2020. Jumlah tersebut belum termasuk kontribusi dari pendapatan berkelanjutan yang mencapai Rp 176 miliar yang berasal dari segmen properti investasi, seperti perkantoran sewa dan pengelolaan lapangan golf dan sarana olahraga.
"Penjualan dari segmen kawasan perumahan memberikan kontribusi terbesar senilai Rp 222 miliar atau 71,5%. Sisanya berasal dari penjualan dari segmen kawasan industri dengan kontribusi sebesar 19,2% dan mixed-use hanya 9,4%," ungkap Archied.
(das/ara)