BRI tercatat menyumbangkan dividen sebesar Rp 11,7 triliun atau 26,4 persen dari total Rp 45 triliun dividen yang diterima negara dari BUMN. Kontribusi BRI tersebut menjadikan BRI sebagai BUMN penyumbang dividen terbesar bagi negara pada 2020.
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan bahwa pihaknya ternyata mampu menjawab tantangan di tengah pandemi. Hal itu terbukti dari kemampuan perseroan menjaga faktor-faktor fundamental tetap prima kendati ekonomi diserang pandemi.
Aestika menjelaskan, hingga tutup tahun 2020 lalu aset BRI mampu tumbuh positif hingga menembus Rp 1.511,81 triliun dan mampu membukukan laba sebesar Rp 18,66 triliun. Artinya, dia menegaskan, aset mengalami pertumbuhan yang sehat dan menghasilkan profitabilitas yang positif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan kondisi fundamental yang baik dan sehat ini, ke depan kami yakin terus mampu men-deliver social values dan economic value kepada seluruh stakeholder dan menjadi mitra utama pemerintah dalam upaya membangkitkan perekonomian nasional. Saya kembali sampaikan bahwa BRI memang fokusnya di segmen mikro. Namun apa yang dikerjakan BRI berdampak makro terhadap perekonomian nasional," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (16/6/2021).
Dia juga mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen menjaga tren pertumbuhan kinerja agar terus sustain dan memberikan pertumbuhan positif.
Lebih lanjut, dia memaparkan, dua strategi utama BRI untuk terus tumbuh, yakni melalui pemberdayaan UMKM dengan membuat pelaku UMKM naik kelas dari mikro menjadi kecil dan kecil menjadi menengah. Strategi kedua adalah mencari sumber pertumbuhan baru sehingga akan menyalurkan pinjaman ke segmen yang lebih kecil (ultra mikro).
Aestika menyebut, saat ini BRI menyiapkan strategi go smaller (pinjaman lebih kecil), go shorter (dengan tenor yang pendek-pendek), dan go faster (melalui proses digitalisasi maka proses kredit menjadi lebih cepat).
Di samping itu, BRI berkontribusi dalam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui penyaluran berbagai stimulus yang dapat meningkatkan konsumsi dan daya beli masyarakat. Strategi 'Business Follow the Stimulus', kata Aestika, difokuskan BRI kepada UMKM dan BRI menjaga pertumbuhan kredit.
Aestika pun mengungkapkan, strategi BRI untuk tumbuh secara sustainable diapresiasi oleh para stakeholder, khususnya para pemegang saham. Hal itu tercermin dari peningkatan harga saham BRI yang kembali berada di atas level Rp 4.000 per lembar saham.
Sebagai informasi, sepanjang tahun 2020, BRI menyabet berbagai pengakuan bergengsi di tingkat nasional dan internasional. BRI mendapatkan 70 penghargaan bergengsi sepanjang 2020, di antaranya masuk dalam Top 1000 World Bank dengan ranking pertama di Indonesia.
Raihan BRI lainnya adalah Best Companies 2020 dan 1st Indonesia's Largest Public Companies oleh Forbes Indonesia. Adapun BRI juga dinobatkan sebagai Bank Pendukung UMKM terbaik oleh Bank Indonesia.
(mul/hns)