Salah satu e-commerce terbesar di Indonesia, Bukalapak telah melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). Bukalapak menjadi satu-satunya unicorn Indonesia yang akhirnya IPO.
Sebelum akhirnya e-commerce karya anak bangsa itu melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), berdasarkan dokumen Laporan Keuangan Bukalapak tahun 2020 dikutip Sabtu (10/7/2021) pada 2018 Bukalapak mengalami kerugian sejumlah Rp 2,2 triliun.
Kerugian Bukalapak bertambah di tahun berikutnya yaitu pada 2019 sebesar Rp 2,8 triliun. Tahun itu, beban pokok pendapatan perusahaan sebesar Rp 267 miliar, beban itu naik 100% dari 2018 karena di tahun itu beban pokok pendapatan perusahaan masih nihil.
"Sejak tahun 2019, BPI mulai menyediakan barang dan jasa yang terdiri dari produk fisik dan virtual, yaitu jasa, otomotif, elektronik, TI, gaya hidup, pemeliharaan perbaikan dan pengoperasian, peralatan kantor dan kebutuhan sehari-hari, yang biayanya merupakan seluruh beban pokok pendapatan Perseroan," terang penjelasan dari Laporan Keuangan perusahaan.
Kemudian beban penjualan pada 2019, sebesar Rp 2,3 triliun. Nilai itu meningkat sebanyak Rp 325 miliar atau sebesar 16,3% dari beban penjualan 2018 sebesar Rp 1,9 triliun. Sementara beban urusan umum dan administrasi sebesar Rp 1,2 triliun meningkat sebanyak Rp 530 miliar atau 72% dari beban umum dan administrasi 2018 sebesar Rp 736 miliar.
Pada tahun 2020 kerugian Bukalapak menyusut menjadi sebesar Rp 1,3 triliun. Tahun itu, Bukalapak sebenarnya memperoleh pendapatan sebesar Rp 1,3 triliun. Namun sayang Bukalapak masih memiliki beban yang juga sangat besar. Paling besar beban penjualan dan pemasaran dengan total Rp 1,5 triliun.
Beban terberat kedua untuk urusan umum dan administrasi sebesar Rp 1,4 triliun. Kemudian beban pokok pendapatan sebesar Rp 123 miliar, dan beban lainnya Rp 48 miliar. Beban-beban ini membuat Bukalapak mengalami rugi usaha sebesar Rp 1,8 triliun.
Di akhir 2020, Bukalapak mencatatkan aset sebesar Rp 2,5 triliun, jumlahnya naik dari tahun 2019 yang hanya mencapai Rp 2 triliun. Kemudian, total liabilitas Bukalapak di tahun 2020 sebesar Rp 985 miliar.
Meski masih mencatat rugi sebesar Rp 1,3 triliun, tahun ini Bukalapak berhasil melakukan aksi IPO. Bukalapak menargetkan bisa meraup dana hingga Rp 21,9 triliun. Bukalapak akan melepas 25.765.504.851 lembar saham biasa atas nama yang seluruhnya merupakan saham baru.
Saham ini dikeluarkan dari portofolio Bukalapak dengan nominal Rp 50. Ini artinya ada 25% saham Bukalapak yang dilepas ke publik dalam IPO.
Penawaran awal akan dilakukan 9-19 Juli 2021 kemudian tanggal efektif pelaksanaan IPO ditetapkan 26 Juli 2021. Selanjutnya masa penawaran umum perdana saham dilakukan pada 28-30 Juli 2021.
(dna/dna)