Perusahaan BUMN di bidang farmasi, PT Indofarma Tbk (INAF) mencatat penjualan bersih di semester I-2021 sebesar Rp 849,32 miliar. Angka itu naik 90% atau nyaris dua kali lipat dari perolehan penjualan di periode yang sama di tahun sebelumnya.
"Pada Semester I 2021 ini perseroan mencatat penjualan bersih sebesar Rp 849,32 miliar, atau itu meningkat Rp 402,2 miliar kalau secara persentase 90% kenaikannya dibanding periode yang sama 2020 sebesar Rp 447,29 miliar," kata Direktur Utama PT Indofarma Tbk Arief Pramuhanto, dalam Public Expose secara virtual, Jumat (30/7/2021).
Arief menjelaskan naiknya penjualan perusahaan didorong oleh farma dan alat kesehatan yang berkaitan dengan COVID-19. Ia menjelaskan sedangkan, farma dan alkes yang tidak berkaitan dengan COVID-19 mengalami penurunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebetulnya semenjak pandemi ini farma dan alkes yang tidak berkaitan dengan COVID-19 mengalami penurunan. Kalau yang berkaitan dengan COVID-19 mengalami kenaikan. Jadi kami membuat portofolio sesuai dengan kebutuhan sekarang," lanjut Arief.
Kemudian lebih lanjut, Arief mengungkap perseroan telah mencatat EBITA atau pendapatan perusahaan yang belum dikurangi bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi tercatat Rp 187 miliar, angka itu naik 685% dari EBITA tahun lalu sebesar Rp 24 miliar.
"Dan aset perseroan juga meningkat 7% dari Rp 1,82 triliun menjadi Rp 1,95 triliun secara year on year ya di semester I 2021," ujarnya.
Meski demikian, Indofarma masih mencatat peningkatan utang yang harus dibayar atau liabilitas sebesar Rp 1,51 triliun. Angka itu naik 9% dari 1,38 triliun.