Beda Pandangan soal Saham Bukalapak, Investor Muda dan Tua Terpecah

Beda Pandangan soal Saham Bukalapak, Investor Muda dan Tua Terpecah

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 12 Agu 2021 12:29 WIB
Ilustrasi Bukalapak
Foto: detikINET/Anggoro Suryo Jati

Di tahun 2019 rugi Bukalapak lebih besar, mencapai Rp 2,8 triliun. Sementara itu, di tahun 2018 Bukalapak juga mengalami kerugian, jumlahnya mencapai Rp 2,2 triliun.

Di tahun 2020 Bukalapak sebenarnya memperoleh pendapatan sebesar Rp 1,3 triliun. Namun sayang Bukalapak masih memiliki beban yang juga sangat besar. Paling besar beban penjualan dan pemasaran dengan total Rp 1,5 triliun.

Beban terberat kedua untuk urusan umum dan administrasi sebesar Rp 1,4 triliun. Kemudian beban pokok pendapatan sebesar Rp 123 miliar, dan beban lainnya Rp 48 miliar. Beban-beban ini membuat Bukalapak mengalami rugi usaha sebesar Rp 1,8 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di akhir 2020, Bukalapak mencatatkan aset sebesar Rp 2,5 triliun, jumlahnya naik dari tahun 2019 yang hanya mencapai Rp 2 triliun. Kemudian, total liabilitas Bukalapak di tahun 2020 sebesar Rp 985 miliar.

Namun para investor muda sekarang tutup kuping mendengar wejangan para investor tua itu. Ada yang bilang mereka terlalu fundamentalis dan kurang luwes. Komentar itu bisa dilihat dari berbagai forum dan media sosial.

ADVERTISEMENT

Memang jika dilihat dari para junjungan investor muda ada yang ikut membeli saham BUKA. Misalnya Belvin, melalui akun instagramnya @belvinvip yang sudah memiliki 1,4 juta pengikut, dia sempat posting dirinya membeli saham BUKA.

Memang dalam postingannya, Belvin tidak mengajak pengikutnya untuk membeli saham BUKA. Namun dia lebih dari sekali posting tangkapan layar saat dirinya membeli saham BUKA. Dia juga memamerkan jumlah nilai saham BUKA yang dibeli.

Tapi juga juga sekali mengunggah tentang saham BUKA yang anjlok hingga menyentuh level auto reject bawah (ARB).


(das/ara)

Hide Ads