PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) mengantongi laba bersih yang belum diaudit pada semester I-2021 sebesar US$ 7,2 juta atau Rp 102 miliar (kurs Rp 14.300). Capaian ini naik 149% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 2,9 juta
Segmen Kapal Curah Besar (Mother Vessel) menyumbang laba US$ 3,5 juta, diikuti segmen Fasilitas Muatan Apung, Floating Loading Facility (FLF/FC) dengan US$ 2,4 juta, dan segmen kapal tunda & tongkang (TNB) dengan US$ 1,3 juta. EBITDA hingga akhir Juni 2021 tercatat US$ 16,5 juta, naik 33% dari US$ 12,4 juta pada semester I-2020.
Faktor meningkatnya permintaan batu bara ke China dan negara lain turut mendongkrak kinerja usaha perseroan secara keseluruhan. Lebih lanjut, perseroan juga terus melakukan diversifikasi usaha pada sektor pengangkutan non-batu bara, seperti bauksit, dan nikel serta fokus pada keberlanjutan usaha, termasuk ekspansi lebih luas ke pasar internasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 35% Laba PSSI Buat Bagi-bagi Dividen |
Direktur Utama PSSI, Iriawan Alex Ibarat mengatakan sepanjang semester I-2021, perusahaan mengantongi pendapatan usaha sebesar US$ 45,7 juta, meningkat 29% atau US$ 10,1 juta dari US$ 35,5 juta pada periode yang sama tahun 2020.
Segmen TNB menyumbang pendapatan usaha tertinggi di semester I-2021 dengan total US$ 17,2 juta, meningkat 23% dari 6M-2020. US$ 4,5 juta di antaranya berasal dari pendapatan sewa berjangka (time charter) yang meningkat signifikan sebesar 1668% atau US$ 4,3 juta dibandingkan pendapatan TC semester I-2020 sebesar US$ 256 ribu.
"Dengan utilisasi TNB yang dimanfaatkan untuk disewakan berjangka berimbas pada menurunnya jumlah volume angkut, namun utilisasi armada berhasil mencapai stabil tinggi di 93,7%," katanya, Kamis (12/8/2021).
Segmen MV turut berkontribusi signifikan dalam peningkatan pendapatan semester I-2021. Total pendapatan usaha tercatat US$ 14 juta, naik 22% atau US$ 11,5 juta (YoY). Dengan utilisasi mencapai 100%, semua MV PSSI telah disewakan untuk kontrak jangka panjang, menengah dan pendek guna melayani pasar domestik dan internasional.
Dua MV ukuran Supramax disewa berjangka untuk mengangkut batubara dari Kalimantan ke Sulawesi. Sementara empat MV ukuran Handysize disewa berjangka untuk mengangkut batubara ke China, Jepang dan ekspansi ke CIS Rusia dan Teluk Persia.
"Total pendapatan dari sewa berjangka segmen MV tercatat US$9,6 juta, tertinggi dari segmen lainnya untuk pendapatan Time Charter. Pencapaian tersebut naik dua kali lipat dari periode yang sama tahun lalu, sebesar US$ 4,9 juta," tuturnya.