Saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) masih dalam tren pelemahan. Sudah beberapa hari berturut-turut saham BUKA turun hingga menyentuh level batas terbawah auto reject bawah (ARB).
Bahkan kini saham BUKA sudah berada di level Rp 830. Harga saham BUKA sudah di bawah harga penawaran umum atau initial public offering (IPO) yakni Rp 850. Jika dihitung maka saham BUKA sudah turun 2,4% dari harga IPO.
Kejadian ini tentu akan membekas bagi pelaku pasar khususnya para investor ritel. Bagaimana tidak, saat masih berupa rencana, hingar-bingar IPO Bukalapak begitu besar dan banyak yang tak sabar menantinya. Ternyata setelah IPO saham BUKA justru rontok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertanyaannya apakah ini akan kembali terjadi jika ada perusahaan teknologi berbasis aplikasi yang melakukan pencatatan saham? Mengingat ada kabar GoTo dan Tiket akan menyusul BUKA melakukan IPO.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas mengatakan, bisa saja hal yang sama kembali terjadi. Sebab dia melihat penurunan saham BUKA sebagian besar akibat keluarnya investor asing, sehingga banyak yang menduga IPO Bukalapak hanyalah exit strategy dari investor eksisting.
"Jika nanti ada perusahaan yang sejenis mau IPO bisa saja sama jika pemegang sahamnya menilai sudah waktunya keluar dan peluang untuk tumbuh kemungkinan dinilai sedikit," ucapnya kepada detikcom, Rabu (18/8/2021).
Sukarno mengatakan sulit memprediksi sampai sejauh mana saham BUKA akan turun. Namun perkiraan dia sebelumnya bahwa saham BUKA akan turun di bawah harga IPO sudah terjadi.
Sementara Analis CSA Research Institute Reza Priyambada menilai yang terjadi di saham BUKA saat ini adalah aksi ambil untung. Mengingat saham BUKA sudah sempat naik cukup tinggi di hari-hari pertama IPO.
"Pelaku pasar kemungkinan nunggu sampai bottom mana yang mereka bisa masuk lagi," ucapnya.
Penurunan saham Bukalapak dinilai wajar. Cek halaman berikutnya.