Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat adanya penguatan pasar modal Indonesia. Hal ini terlihat dari nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih bertahan di level 6.000.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen menjelaskan angka tersebut juga terus menunjukkan penguatan seiring dengan pemulihan ekonomi nasional. Bahkan, berdasarkan per 24 Agustus 2021, penghimpunan dana di pasar modal pun terus meningkat hingga mencapai Rp 136,9 triliun.
"Kondisi pasar modal Indonesia masih bergantung pada upaya penanganan COVID-19. Meski demikian, OJK menilai pelaku pasar sudah cukup siap dalam merespons hal tersebut sehingga tidak terjadi gejolak sebagaimana di tahun 2020. Terbukti sampai dengan saat ini, pasar masih bergerak sideways dengan tren IHSG masih bertahan di level 6.000 dan menunjukkan penguatan seiring dengan pemulihan nasional," ujar Hoesen dikutip dari Instagram @ojkindonesia, Jumat (27/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Asyik! BEI Diskon Biaya Pencatatan Saham 50% |
Dalam postingan tersebut, Hoesen menjelaskan sepanjang tahun 2021 hingga 24 Agustus 2021, OJK telah mengeluarkan surat Pernyataan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum untuk 97 emisi. Ke-97 penawaran ini meliputi, 26 Penawaran Umum Perdana Saham, 19 Penawaran Umum Terbatas, 3 Penawaran Umum Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk, serta 49 Penawaran Umum Berkelanjutan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk di tahap 1 dan tahap II.
"Total keseluruhan nilai hasil Penawaran Umum sebesar Rp 136,9 triliun," katanya.
Dari 97 kegiatan emisi tersebut, 28 di antaranya merupakan emiten baru. Ke depan, Hoesen mengatakan pihaknya juga akan bekerja sama dengan seluruh pihak. Hal ini dilakukan guna menjaga stabilitas pasar modal Indonesia.
"OJK senantiasa bersinergi dan bekerja sama dengan pemerintah dan stakeholders lainnya untuk terus menjaga stabilitas dan volatilitas pasar modal Indonesia," pungkasnya.
(akn/hns)