Kegiatan peternakan sapi WMP dilakukan di 2 lokasi dengan total kapasitas 172.000 ekor per tahun dan merupakan peternakan sapi terintegrasi terbesar di Indonesia, berdasarkan riset Frost & Sullivan. Dua peternakan sapi tersebut terletak di Cianjur, Jawa Barat, seluas 130 hektare (ha) dan Cariu, Bogor, Jawa Barat, seluas 35 ha. Adapun kapasitas produksi pakan ternak mencapai 131.000 ton per tahun.
Untuk peternakan ayam terintegrasi, WMP mengoperasikan beberapa fasilitas, yaitu GPS Gunung Kidul dengan kapasitas 64.000 DOC GPS; PS Sukabumi, Gunung Kidul dengan kapasitas 440.000 DOC; broiler commercial Cianjur (dalam pengembangan), Wonogiri dengan kapasitas 6.800.000 DOC FS; peternakan ayam petelur Klaten dengan kapasitas produksi 9.360.000 butir per tahun.
Kegiatan usaha tersebut dilakukan oleh anak usaha WMP, yaitu PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU). WMUU telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Februari 2021. WMUU mengadopsi model bisnis unggas yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Selain peternakan, perseroan melakukan kegiatan penetasan, commercial farms, pabrik pakan, hingga rumah potong Hewan Unggas(RPHU).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
WMUU mengoperasikan dua fasilitas penetasan dengan kapasitas produksi 4.000.000 telur per bulan. Perseroan juga mengoperasikan satu pabrik pakan di Balaraja dan tengah mengembangkan satu pabrik pakan di Ngawi dengan kapasitas gabungan 883.000 ton per tahun. Sedangkan RPHU perseroan di Klaten dan Wonogiri memiliki kapasitas produksi masing-masing 13.500 ekor per jam atau setara 79.380 ton per tahun.
Saat ini WMUU juga sedang mengembangakan fasilitas pabrik pakan di Jawa Timur, dengan kapasitas 140 ton/jam, dua peternakan ayam broiler di Jawa Barat dan Jawa Tengah, dengan total kapasitas 6.800.000 ekor/tahun, dan ditargetkan akan lebih dulu mulai beroperasi secara progresif pada akhir tahun 2021 dengan total kapasitas 2.400.000 ekor/tahun, Rumah potong Hewan Unggas (RPHU) di Jawa Barat dengan kapasitas 12.000 ekor/jam; dan terakhir satu breeding farm di Jawa Tengah, dengan kapasitas 240.000 ekor/tahun.
"Langkah IPO ini akan menjadi katalis guna mengakselerasi pertumbuhan WMP sebagai salah satu leading actor dalam industri consumer goods & agricultural commodities di Indonesia. Hasil dari IPO ini akan menambah Capex yang telah kami tetapkan dalam rencana pengembangan WMP dan seluruh lini bisnisnya pada beberapa tahun mendatang. Selain melakukan ekspansi fasilitas produksi, salah satu strategi besar WMP dalam mendorong pertumbuhannya adalah dengan penerapan energi terbarukan pada fasilitas produksinya, serta pengembangan fasilitas peternakan serta pertanian terintegrasi yang akan menghadirkan cost efficiency bagi Perseroan," tambah Tumiyana.
WMP melalui anak usaha yang lain juga menjalankan RPH (sapi) dengan kapasitas produksi 300 ekor per hari, serta memiliki fasilitas pengolahan daging. Daging olahan didistribusikan dengan merek sendiri di dalam negeri. Memiliki kapasitas produksi sebesar 4.600 ton daging/ tahun, yang diproses menjadi berbagai produk, yaitu sosis sebanyak 1.500 ton/tahun, bakso 900 ton/tahun, nugget 700 ton/tahun, dan chicken parting 1.500 ton/tahun.
Sementara itu, di lini bisnis komoditas pertanian, WMP mengoperasikan fasilitas Rice Mill yang berlokasi di Tegal, Jawa Tengah dengan kapasitas produksi 50.000 mt/tahun dan saat ini WMP juga tengah mengembangkan fasilitas Rice Mill keduanya di Ngawi, Jawa Timur yang akan beroperasi pada 2022 dengan kapasitas produksi 100.000 mt/tahun. Perseroan juga memiliki gudang di Tegal dengan kapasitas penyimpanan 3.000 mt dan Cileungsi dengan kapasitas penyimpanan 5.000 mt.
Selain beras, WMP melakukan perdagangan komoditas jagung, gula, dan kedelai. Lini bisnis komoditas pertanian ini juga merupakan sumber pasokan bahan baku pakan ternak perseroan.
WMP juga beroperasi di sektor konstruksi dan energi terbarukan untuk mendukung pengembangan fasilitas Widodo Makmur Perkasa Grup, dimana fokus konstruksi Perseroan adalah untuk membangun fasilitas dan gudang. Pada seluruh fasilitas grup tersebut, Perseroan juga mengaplikasikan infrastruktur energi terbarukan, termasuk panel surya dan tenaga angin.
Fasilitas perseroan terletak di berbagai lokasi strategis dan tersebar di sejumlah kota penting di jalur perdagangan. Sebagian besar peternakan dan pabrik Perseroan berada di Pulau Jawa, tempat tinggal sekitar 56,1% penduduk Indonesia. Penduduk di Jawa masing-masing mewakili sekitar 70% dan 50% dari total konsumsi daging sapi dan daging ayam.
Sementara Mega Nurfitriyana, C.O.O. Widodo Makmur Perkasa, menjelaskan pihaknya sebagai salah satu leading actor di dalam industri Consumer Goods dan Komoditas Agrikultur dapat memberikan manfaat positif bagi para pemangku kepentingan dan memajukan pertumbuhan ekonomi khususnya pada sektor ini di Indonesia.
"Oleh karena itu, kami yakin bahwa IPO akan memungkinkan Perseroan untuk memberikan lebih banyak manfaat kepada masyarakat yang merupakan mitra maupun pelanggan kami sembari memberikan nilai tambah bagi para Pemegang Saham. Pada 1H21, Perseroan berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp125,7 miliar, dengan tingkat pertumbuhan luar biasa sebesar 191% YoY, dibandingkan dengan 1H20. Melalui IPO ini, kami berharap WMP akan mencapai kinerja pertumbuhan yang menarik dalam waktu dekat," katanya.
(toy/fdl)