Manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) akhirnya buka suara soal tudingan sewa pesawat kemahalan. Sebelumnya, tudingan tersebut disampaikan oleh eks Komisaris Garuda Indonesia Peter Gontha.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, manajemen Garuda menjelaskan harga sewa pesawat didasari oleh nilai sewa yang berlaku pada saat pesawat tersebut diakuisisi.
Harga itu mempertimbangkan jangka waktu sewa, tahun pembuatan, dan konfigurasi pesawat. Maka wajar saja apabila harga sewa pesawat lebih tinggi daripada harga pasar saat ini.
"Apabila harga sewa pesawat Perseroan dibandingkan dengan harga sewa yang berlaku di pasar/market saat ini pasti akan lebih tinggi untuk faktor pembanding yang sama," bunyi keterangan Garuda Indonesia dikutip detikcom, Jumat (5/11/2021).
Garuda juga menjelaskan harga sewa sesuai pasar saat ini memang akan menurun. Hal itu terjadi seiring bertambahnya usia pesawat, kondisi pasar, dan kondisi teknis pesawat tersebut.
Saat ini pun, Garuda Indonesia sedang melakukan renegosiasi sewa pesawat kepada lessor sebagai bagian dari upaya restrukturisasi perusahaan. Termasuk juga dalam menjajaki kemungkinan opsi skema sewa pesawat yang lebih ekonomis dengan memperhatikan kondisi referensi pasar.
Garuda juga menegaskan dalam memilih pesawat, perusahaan memiliki spesifikasi yang disesuaikan dengan perencanaan saat pesawat diakuisisi. Dengan begitu, pesawat dapat mendorong peningkatan standar pelayanan dalam kaitan dengan pemenuhan standar full-service pada lingkup global.
"Sementara itu, harga pasar adalah harga yang mengasumsikan pesawat diperoleh dengan spesifikasi standar pabrikan," tulis Garuda dalam keterangannya.
Sebelumnya tudingan sewa pesawat kemahalan itu dilontarkan siapa? Lihat di halaman berikutnya.
Simak Video "Perusahaan Penerbangan Indonesia Kurangi Jumlah Pesawat"
(hal/ang)