Kabar pencatatan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) GoTo menjadi salah satu perhelatan yang ditunggu-tunggu sejak Gojek dan Tokopedia resmi merger pada akhir Mei 2021 lalu. Mendekati IPO yang dijadwalkan tahun depan, GoTo mulai menerima pendanaan dari investornya melalui pra-IPO.
Masuknya investor sebelum IPO ini berdampak positif terhadap valuasi GoTo. Bahkan GoTo dikabarkan membidik dana investasi US$ 1,5 miliar sampai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 21,19 triliun sampai Rp 28,26 triliun.
Berdasarkan data CB Insight, valuasi GoTo di akhir tahun lalu US$ 18 miliar. Menjelang IPO dan masuknya investor dari Dubai, valuasi GoTo berdasarkan data Reuters sudah mencapai US$ 32 miliar.
Beberapa waktu yang lalu Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) telah lebih dulu menyuntikkan dana sebesar US$ 400 juta atau lebih dari Rp 5,6 triliun lewat penggalangan dana pra-initial public offering (IPO).
Menurut Co Founder Jarvis Asset Management Kartika Sutandi, ketika GoTo hendak melakukan IPO, valuasi induk dari Gojek dan Tokopedia ini akan terus mengalami kenaikan.
Kartika memperkirakan ketika GoTo melakukan IPO, valuasi decacorn tersebut akan mencapai US$ 35 miliar. Bahkan ketika sinergi antara Gojek dan Tokopedia ini bisa terbentuk dan GoFinance sudah mulai dijalankan, Kartika optimis valuasi GoTo bisa mencapai US$ 40 miliar.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
(dna/dna)