PT Caturkarda Depo Bangunan atau Depo Bangunan melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Depo Bangunan ingin memperkuat permodalan untuk mengembangkan gerai di banyak kabupaten/kota.
Direktur Utama PT Caturkarda Depo Bangunan Kambiyanto Kettin mengatakan saat ini bisnis perusahaan building material seperti yang dijual Depo Bangunan sedang bergerak menuju arah membaik seiring pertumbuhan ekonomi nasional yang semakin kondusif dari pandemi COVID-19.
Oleh karena itu, besarnya potensi pasar ini membuat dia yakin laju perusahaan ke depan makin pesat. Apalagi rumah hunian tidak hanya dibangun oleh pengembang swasta saja, melainkan oleh pemerintah dalam hal ini kementerian PUPR.
Menurutnya, kebutuhan masyarakat akan bahan bangunan menurutnya tidak pernah surut, masyarakat membutuhkan bahan bangunan untuk memperbaiki rumahnya.
"Sebab rumusnya jelas, kalau rumah bertumbuh ya, tentu saja renovasi juga akan bertumbuh. Kebutuhan orang jelas, sandang, pangan dan papan, kebutuhan rumah merupakan keharusan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (17/11/2021).
Ia pun menjelaskan saat ini Depo Bangunan memiliki sset sesuai nilai buku sekitar Rp 1,2 triliun dengan 10 gerainya. Mulai dari Kalimalang, Tangerang Selatan, Sidoarjo, Malang, Bandung, Denpasar, Bogor, Bekasi Bandar Lampung dan Jember.
Corporate Secretary PT CKDB Erwan Irawan menjelaskan dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Perdana Saham ini setelah dikurangi biaya-biaya emisi efek, akan digunakan sebagai berikut.
Pertama, sekitar 18% akan digunakan untuk meningkatkan belanja modal perseroan, baik untuk pembukaan gerai baru maupun renovasi gerai-gerai perseroan yang ada saat ini dan di masa yang akan datang. Perseroan berencana untuk memperluas jaringan gerainya ke kota-kota di Jawa Barat dan Jawa Tengah, Pulau Sumatera, dan daerah lainnya.
Kedua, sekitar 8% akan digunakan untuk melunasi pinjaman rekening koran perseroan kepada bank. Ketiga, sekitar 41% digunakan sebagai investasi pada entitas anak perusahaan.
Dana tersebut akan digunakan untuk penambahan gerai daerah Timur Indonesia, pengembangan SDM dan modal kerja lainnya.
"Dan yang terakhir 33% digunakan untuk meningkatkan modal kerja yang mendukung operasional perseroan antara lain pengembangan bisnis, berupa ekspansi portofolio produk, pengembangan sistem IT, pembayaran hutang dagang, dan biaya operasional," ujarnya.
"Sehingga dapat dikatakan Depo Bangunan dalam kondisi keuangan yang kuat, memasuki mode ekspansi dalam menyambut kondisi ekonomi yang membaik ke depannya," pungkasnya.
(ncm/ega)