Bursa Saham India 'Sibuk' Sepanjang 2021, Ini Buktinya

Bursa Saham India 'Sibuk' Sepanjang 2021, Ini Buktinya

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 23 Des 2021 21:45 WIB
FRANKFURT AM MAIN, GERMANY - FEBRUARY 10:  An Index board is pictured during a trading session at the Frankfurt Stock Exchange on February 10, 2011 in Frankfurt am Main, Germany. According to media reports Deutsche Boerse, which owns the Frankfurt exchange, is in talks to buy NYSE Euronext, which owns the New York Stock Exchange as well as exchanges in Paris, Lisbon, Amsterdam and Brussels. Should the acquisition go through the new company would be home to publicly traded companies worth USD 15 trillion, or about 28 percent of global stock-market value.  (Photo by Ralph Orlowski/Getty Images)
Foto: Getty Images/Ralph Orlowski
Jakarta -

Pasar saham India sepanjang 2021 ini merayakan tahun yang sibuk karena penuh dengan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO). Hal ini dinilai akan terus berlanjut hingga tahun 2022.

Dilansir dari CNN, Kamis (23/12/2021), pada Desember lebih dari US$ 15 miliar telah dikumpulkan di Mumbai Stock Exchange (BSE) melalui penawaran umum perdana. Sekitar US$ 6 miliar, atau hampir 40% masuk ke perusahaan teknologi yang mencatatkan rekor.

Tahun 2021 menjadi bersejarah karena pertama kalinya unicorn teknologi India senilai lebih dari US$ 1 miliar melakukan go public.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Unicorn India di masa lalu berfokus pada penggalangan dana secara eksklusif dari pasar swasta, karena khawatir investor tidak akan memahami model bisnis mereka," kata Kepala Produk Investasi di Pialang Prabhudas Lilladher, Piyush Nagda.

Semua berubah setelah raksasa pengiriman makanan Zomato melakukan debutnya di musim panas ini. Nagda mengatakan IPO mengirimkan sinyal yang jelas bahwa telah terjadi perubahan persepsi di kalangan investor.

ADVERTISEMENT

Pesta dimulai dengan IPO Zomato senilai US$ 1,3 miliar, perusahaan itu meraih 65% pada hari pencatatan untuk mencapai nilai pasar US$ 13 miliar. Perusahaan e-commerce Nykaa dan pasar asuransi online Policybazaar masing-masing juga melonjak pada debut mereka.

Euforia terhenti dengan IPO Paytm bulan lalu. Daftar raksasa dari perusahaan pembayaran digital jatuh 27% pada hari pertama perdagangannya, dan belum mendekati harga penawarannya lagi.

Terkait hal itu, para analis disalahkan karena dinilai kurangnya informasi yang jelas menuju profitabilitas dan penilaian yang terlalu tinggi. Meski begitu, perusahaan teknologi India lainnya disebut tidak akan dihentikan untuk go public di tahun-tahun mendatang.

"Mereka hanya harus berhati-hati tentang bagaimana mereka menilai diri mereka sendiri," tandasnya.

(aid/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads