Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan 'coba-coba' menjinakkan inflasi dengan memangkas suku bunga acuan hingga membuat nilai tukar lira terendah sepanjang tahun. Meski pun, saat ini kurs mata uang tersebut telah menguat lagi berkat kebijakan terbaru yang diambil.
Pergerakan lira dalam beberapa minggu terakhir ini bak roller coaster. Lira awalnya melesat lebih dari 20% terhadap dolar Amerika Serikat (AS), tetapi setelahnya jatuh lebih dari 6% dan dalam tiga hari terakhir ini meroket lebih dari 36%.
Erdogan mengatakan pemerintah akan menjamin simpanan masyarakat Turki dengan memberikan kompensasi atas dampak depresiasi lira.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Analis memperingatkan kebijakan baru tersebut dapat merugikan Pemerintah Turki secara besar-besaran. Ekonom Turki sekaligus Analis GlobalSource Partners, Atilla Yesilada mengecam keputusan tersebut.
"Tolong jangan minta saya untuk membuktikan bumi tidak datar setiap hari," kata Yesilada dikutip dari CNN, Jumat (24/12/2021).
Awal mula ketidakstabilan lira dikarenakan sikap Erdogan yang kerap mengintervensi kebijakan moneter bank sentral. Dirinya bahkan memecat petinggi bank sentral dan menteri keuangan Turki yang tidak sepaham dengannya.
Ada campur tangan asing? Berlanjut ke halaman berikutnya.
Ada Campur Tangan Asing
Sedangkan menurut pendapat Erdogan, rontoknya ekonomi Turki merupakan buntut dari campur tangan pihak asing sehingga negaranya kesulitan membangun kemandirian keuangan.
Secara tahunan nilai lira terjun bebas 40% terhadap dolar AS. Erdogan bergeming dengan kritikan yang dilontarkan karena kebijakan ekonominya didasari oleh kepercayaannya dalam beragama.
"Apa yang mereka katakan? Mereka bilang saya menurunkan suku bunga bank. Mereka seharusnya tidak mengharapkan apapun dari saya. Sebagai seorang muslim, apapun ajaran islam yang ada, itu yang akan saya lakukan. Inilah yang akan saya lanjutkan. Perintah ayat suci jelas," beber dia.
Inflasi Turki secara tahunan menyentuh level 21% pada November lalu. Para ekonom memproyeksikan inflasi bisa naik hingga 30% selama 6 sampai 9 bulan ke depan.
(aid/ara)