Sektor Pertambangan Sedang Berkembang
Di sisi lain, menurutnya sektor pertambangan sedang berkembang dengan sangat bagus saat ini. Komoditas batu bara pun dinilai olehnya sedang berada di masa keemasan. Bisnis pertambangan batu bara sedang naik daun karena tingginya harga komoditas batu bara. Maka dari itu perusahaan langsung mengambil kesempatan itu.
"Batu bara ini, mulai tahun lalu khususnya semester II dan sampai hari ini sedang memasuki masa emasnya, harganya lagi bagus sekali. Semua grade itu luar biasa peningkatan, dan marginnya sangat besar. Permintaan ekspor juga besar," papar Hary Tanoe.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Maka kami putuskan cepat mengubah arah bisnis IATA dari air transport jadi perusahaan baru bara," ujarnya.
Secara lengkap, IATA banting setir ke bisnis pertambangan dengan mengakuisisi 99,33% saham PT Bhakti Coal Resources (BCR), perusahaan batu bara dari PT MNC Investama Tbk (BHIT).
BCR merupakan perusahaan induk dari sembilan perusahaan batubara dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Dari sembilan perusahaan itu, sudah ada dua perusahaan yang memproduksi batu bara.
"Di tahun 2021 dari dua perusahaan ini produksi 2,5 juta MT batu bara dan pendapatannya hampir Rp 1,1 triliun jadi besar sekali," kata Hary Tanoe.
Kemudian, meskipun perusahaan berganti nama dan mengubah bisnis utamanya, lini bisnis aviasi IATA tak serta merta ditinggalkan. Hary Tanoe menegaskan, bisnis penerbangan itu akan dijadikan anak usaha.
Bila awalnya bisnis aviasi yang utama, kini hanya sampingan. "Bisnis penerbangan yang dimiliki IATA akan dipertahankan, jadi anak usaha MNC Energy Investments, tapi tidak dibesarkan," katanya.
(hal/ara)