Pasar keuangan global bahkan Indonesia terpengaruh dari konflik antara Rusia dan Ukraina. Pada hari yang sama saat keduanya berperang, saham global pun langsung anjlok.
Untuk menghindari kerugian yang semakin dalam, Perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho menyarankan investor untuk melihat sejauh mana koreksi dari pasar saham itu sendiri. Saran ini ditekankan untuk pelaku pasar yang cenderung trading.
Jika penurunan dari harga saham sudah lebih dari 3-5%, disarankan untuk menjualnya dan dipindahkan ke instrumen yang lebih aman. Misalnya emas dan obligasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keluar dulu dari pasar saham pindahkan ke instrumen yang lebih aman yang lebih anteng dulu yang tidak terlalu terimbas, seperti apa? Pilihannya ke logam mulia. Pilihan selanjutnya ke obligasi ritel dibandingkan ke deposito. Deposito aman tetapi imbal baliknya lebih rendah dibandingkan yang lainnya," ujarnya kepada detikcom, Jumat (25/2/2022).
Kemudian, kepada trader atau investor yang fokus dengan trading disarankan jangan gengsi untuk memindahkan terlebih dahulu asetnya. Artinya cara mengatur keuangan memang harus diperhatikan saat ini.
"Pindah ke obligasi atau deposito jangan merasa turun derajat dengan kondisi tersebut. Justru kita melakukan tindakan untuk mengamankan nilai," ucapnya.
Lalu, ia juga menyarankan agar menghindari FOMO (Fear of Missing Out-red) dalam berinvestasi di pasar saham. "Tiba-tiba nanti ada stock yang naik ramai-ramai ke sana. Jangan," ujarnya.
Perencana keuangan dari Tatadana Consulting, Tejasari juga mewanti-wanti para trader agar tidak lengah. Menurutnya, lebih baik dijual lebih cepat sebelum kerugian semakin dalam.
"Mungkin yang paling khawatir sekarang trading forex ya. Soalnya pengaruhnya ke global, apalagi yang mainnya dolar atau euro kan terpengaruh itu pasti. Nai turunnya akan berisiko. Itu juga bisa disetop dulu," jelasnya.
Kemudian, dia juga bilang jangan investasi di bitcoin terlebih dahulu untuk saat ini. Sebab, aset digital itu juga rentan dengan informasi global seperti saat ini.
"Bitcoin sebenarnya risikonya tinggi karena sensitif sekali dengan informasi dari luar. Artinya kalau untuk beli ya tunggu sampai benar-benar jatuh aja. Ini untuk investor yang agresif, berani. Kalau untuk jual-beli-jual-beli lebih baik hati-hati," tutupnya.
(das/das)