Rusia kembali membalas sanksi ekonomi dari negara-negara Barat. Negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin itu akan membeli kembali obligasi Euro (Eurobond Rubel) senilai US$ 2 miliar atau setara Rp 28,63 triliun (kurs Rp 14.316) dalam rubel, bukan dolar Amerika Serikat (AS).
Kementerian Keuangan Rusia mengatakan Eurobond yang jatuh tempo pada 4 April itu merupakan pembayaran utang terbesar Rusia tahun ini. Hal itu mengikuti langkah-langkah Barat untuk memperketat sanksi terhadap negara atas invasi ke Ukraina dan untuk membekukan Moskow keluar dari keuangan Internasional.
"Penting untuk dicatat bahwa ini adalah penawaran tender dan bukan keputusan akhir bahwa obligasi ini akan dibayar dalam rubel. Mungkin, otoritas Rusia ingin mengukur kesediaan investor untuk menerima pembayaran dalam rubel?" kata Analis Kredit Seaport Global Himanshu Porwal dikutip dari Reuters, Selasa (29/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak jelas apakah pemegang obligasi akan dipaksa untuk menerima Rubel jika mereka menolak tawaran itu. Ini merupakan sebuah langkah yang akan melanggar persyaratan obligasi dan meningkatkan prospek gagal bayar eksternal pertama Rusia dalam satu abad.
Tim Ash dari BlueBay Asset Management, yang bukan pemegang obligasi mengatakan langkah itu adalah bagian dari perjuangan bank oleh bank sentral Rusia dan kementerian keuangan untuk menangkis default serta menstabilkan pasar dan rubel.
Ash mengatakan Kantor Pengawasan Aset Asing Amerika Serikat (OFAC), yang memberlakukan sanksi AS harus memperjelas bahwa itu tidak akan memperpanjang lisensi umum ketika jatuh tempo pada 25 Mei, yang merupakan batas waktu saat ini bagi individu atau entitas AS untuk menerima pembayaran obligasi negara Rusia.
Kementerian Keuangan Rusia mengatakan bahwa pemegang obligasi harus mengajukan permintaan untuk menjual kepemilikan mereka ke National Settlement Depository (NSD) Rusia pada 29 Maret-30 Maret 2022.
Moskow mengatakan tindakan Barat sama dengan perang ekonomi. Sebagai balasan, pihaknya telah menuntut perusahaan asing membayar gas Rusia dalam rubel daripada dolar AS atau euro.
Simak video 'Zelensky Tegas Minta Eropa Berhenti Beli Minyak ke Rusia':