Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada juga memiliki pandangan serupa. GoTo diyakini akan menjaga valuasi sahamnya, apalagi bila sudah jelas perusahaan menyatakan mau melakukan dual listing.
Menurutnya, GoTo pasti akan menjaga citra terhadap nilai sahamnya. Bila saham turun dan terus-menerus anjlok, akan menjadi sentimen negatif untuk penawaran internasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nggak pas lah kalau ada rencana dual listing tapi saham di sini drop, orang sana kan bakal ngeliat, wah itu di dalam negeri aja drop gimana di luar? Jelas perusahaan akan jaga performance-nya untuk dual listing," kata Reza kepada detikcom.
Menurutnya, GoTo juga akan menjalankan skema stabilisasi harga saham paska IPO dengan melakukan intervensi harga saham lewat skema greenshoe atau opsi penjatahan lebih.
Dalam prospektusnya, GoTo menetapkan sampai dengan sebanyak-banyaknya 15% dari jumlah saham yang ditawarkan pada saat IPO atau 7,8 miliar saham, yang akan diambil dari saham treasury untuk langkah stabilisasi harga saham. Saham itu diberikan kepada penjamin emisi PT CGS-CIMB Niaga Indonesia.
"Dia sudah ada greenshoe juga untuk stabilitas harga. Tinggal kita lihat seperti apa efeknya," ungkap Reza.
(das/zlf)