Indeks Dow Jones Anjlok Nyaris 1.000 Poin, Ini Biang Keroknya

Indeks Dow Jones Anjlok Nyaris 1.000 Poin, Ini Biang Keroknya

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 25 Apr 2022 08:54 WIB
FRANKFURT AM MAIN, GERMANY - FEBRUARY 10:  An Index board is pictured during a trading session at the Frankfurt Stock Exchange on February 10, 2011 in Frankfurt am Main, Germany. According to media reports Deutsche Boerse, which owns the Frankfurt exchange, is in talks to buy NYSE Euronext, which owns the New York Stock Exchange as well as exchanges in Paris, Lisbon, Amsterdam and Brussels. Should the acquisition go through the new company would be home to publicly traded companies worth USD 15 trillion, or about 28 percent of global stock-market value.  (Photo by Ralph Orlowski/Getty Images)
Foto: Getty Images/Ralph Orlowski
Jakarta -

Indeks Dow Jones tercatat turun 980 poin atau sekitar 2,8%. Hal ini disebabkan adanya ekspektasi pasar terkait kemungkinan naiknya suku bunga acuan di AS.

Kemudian saham Verizon turun lebih dari 5,5% dan Caterpillar anjlok hingga 6,5%. Lalu American Express juga turun hampir 3% sebagai respon kinerja keuangan terbarunya. Hingga penutupan indeks turun sebanyak 1.019 poin.

Kemudian indeks S&P dan Nasdaq masing-masing turun lebih dari 2,5%. Tiga indeks ini memang berkutat di level merah pada pekan ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya Kepala Bank Sentral AS Jerome Powell memberikan sinyal ada kenaikan suku bunga acuan pada pertemuan bulan depan.

Saat ini imbal hasil obligasi treasury 10 tahun naik menjadi 2,9% dalam beberapa hari terakhir. Ini merupakan level tertinggi sejak Desember 2018.

ADVERTISEMENT

The Fed mengharapkan kenaikan suku bunga acuan ini bisa menjadi alat untuk melawan inflasi yang semakin tak terkendali. Namun ekonom dan investor khawatir dengan kenaikan suku bunga ini akan menekan pasar perumahan, belanja konsumen dan mendorong ekonomi AS ke jurang resesi.

Managing Partner Harris Financial Group Jamie Cox mengungkapkan saat ini kondisi pasar sangat tidak menentu karena khawatir dengan kebijakan Fed.




(kil/das)

Hide Ads