Menurutnya, China adalah ekonomi terbesar kedua di dunia dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan hidup dengan virus.
"Dengan mengingat hal itu, kemungkinan katup tekanan akan menjadi gangguan pada mesin ekspor China, dan penurunan kepercayaan konsumen," ujar Halley.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harga minyak juga jatuh pada hari Senin karena kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga AS yang lebih cepat dan juga sentimen perlambatan China.
Harga minyak berjangka lokal di AS dan minyak mentah Brent yang menjadi patokan internasional, keduanya turun lebih dari 4%.
"Tampaknya China adalah gajah di dalam ruangan dan pasar merasa bahwa perlambatan pertumbuhan China dapat secara material mengubah persamaan penawaran atau permintaan di pasar internasional," kata Halley.
Tekanan untuk menahan wabah COVID-19 di Beijing datang ketika kasus terus berkembang di Shanghai. Kebijakan lockdown di Shanghai telah memaksa banyak pabrik untuk menangguhkan produksi dan memperburuk penundaan pengiriman.
Hal ini akan memberikan kejutan serta ancaman besar bagi ekonomi secara luas dan menempatkan lebih banyak tekanan pada rantai pasokan global.
(hal/das)