Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai tukar rupiah per 20 Mei 2022. Hal ini setelah mencermati perkembangan ekonomi yang berangsur pulih seiring dengan semakin terkendalinya penyebaran COVID-19.
Pada akhir Kamis (19/5), rupiah ditutup melemah di level Rp 14.730 per dolar AS. Yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun naik di 6,73%. DXY melemah ke level 102,72.
"Pada pagi hari Jumat, 20 Mei 2022 rupiah dibuka pada level (bid) Rp 14.600 per dolar AS. Yield SBN 10 tahun turun di level 7,29%," kata Kepala Departemen Komunikasi Erwin Haryono dalam keterangan tertulis, Jumat (20/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Dolar AS Jadi Raja di Dunia Hari Ini |
Sementara itu, Premi CDS Indonesia 5 tahun relatif stabil ke level 128,39 bps per 19 Mei 2022 dari 128,08 bps per 13 Mei 2022. Berdasarkan data transaksi 17-19 Mei 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp 4,81 triliun terdiri dari jual neto di pasar SBN sebesar Rp 4,44 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp 0,37 triliun.
"Berdasarkan data setelmen sampai 19 Mei 2022 (ytd), nonresiden jual neto Rp 105,04 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp 62,82 triliun di pasar saham," jelasnya.
Inflasi 0,38%
Dari sisi inflasi, berdasarkan survei pemantauan harga pada minggu ketiga Mei 2022 perkembangan harga disebut tetap terkendali dan diperkirakan inflasi 0,38% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Mei 2022 secara tahun kalender sebesar 2,54% (ytd), dan secara tahunan sebesar 3,53% (yoy).
Penyumbang utama inflasi Mei 2022 sampai dengan minggu ketiga yaitu komoditas angkutan udara dan bawang merah masing-masing sebesar 0,06% (mtm), daging ayam ras 0,05% sebesar (mtm), telur ayam ras sebesar 0,04% (mtm), daging sapi dan angkutan antar kota masing-masing sebesar 0,02% (mtm), udang basah, kacang panjang, jeruk, sawi hijau, tempe, tahu mentah, bahan bakar rumah tangga, nasi dengan lauk, dan air minum kemasan, masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi pada periode minggu ini yaitu minyak goreng, cabai rawit, dan emas perhiasan masing-masing sebesar -0,01% (mtm).
"BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan eksternal yang meningkat, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," tandasnya.
(aid/ara)