Aldiracita Sekuritas Ajak Masyarakat Cerdas dalam Berinvestasi

Aldiracita Sekuritas Ajak Masyarakat Cerdas dalam Berinvestasi

Dea Duta Aulia - detikFinance
Selasa, 28 Jun 2022 16:13 WIB
Aldiracita Sekuritas
Foto: Aldiracita Sekuritas
Jakarta -

Minat Masyarakat untuk mulai berinvestasi dengan memanfaatkan instrument saham mengalami peningkatan. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) jumlah investor pasar modal hingga akhir Mei 2022 tembus 8,8 juta atau tumbuh 1,4 juta dalam kurun waktu 5 bulan.

Menurut CEO Aldiracita Sekuritas Rudy tingginya antusias masyarakat untuk memanfaatkan instrumen investasi saham harus diimbangi dengan literasi digital yang memadai. Mereka para investor harus bisa cermat dalam berinvestasi.

"Dengan peningkatan yang signifikan terkait jumlah investor pasar modal yang signifikan, dibutuhkan pula edukasi tepat dan menyeluruh kepada setiap lapisan masyarakat," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (28/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya atas dasar tersebut lah, pihaknya mengadakan acara literasi dan inklusi keuangan di Pasar Modal tahun 2022 dengan tema 'Cerdas Dalam Berinvestasi'.

"Acara ini diharapkan dapat membantu mendorong literasi investasi yang tersebar luar dan mudah di akses," katanya.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Legal & Compliance Division Head PT. BRI Danareksa Sekuritas Sriwidjaja Rauf yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan hal senada.

Menurutnya, sebelum melakukan investasi, para investor harus tau tujuan berinvestasi sesuai dengan karakteristik risiko dari setiap instrumen.

"Pentingnya bagi investor untuk menentukan tujuan Investasi tepat sesuai dengan karakteristik risiko dari masing-masing investor sehingga dapat menyusun perencanaan keuangan dengan memilih produk investasi yang sesuai dan tepat, yang merupakan hal yang penting dalam aktivitas investasi bagi masyarakat Indonesia," kata Sriwidjaja.

Menyambung hal tersebut, Head of Research PT Aldiracita Sekuritas Agus Pramono mengatakan, saat ini, kondisi pasar modal sedang tidak stabil. Hal itu karena dipengaruhi oleh kemungkinan terjadinya kenaikan suku bunga acuan oleh The Fed.

"Hal tersebut dapat menyebabkan Inflasi dan resesi yang tidak terkendali pada Pasar US," katanya.

Meskipun begitu, ia meyakini Indonesia masih berada di posisi yang aman. Sebab, Indonesia merupakan negara produsen sumber daya alam.

"Di sisi lain, sebagai produsen sumber daya alam, Indonesia berada pada posisi yang lebih baik," tutup Agus.

(ads/ads)

Hide Ads