Direktur CELIOS Bhima Yudhistira Adhinegara mengungkapkan, sebenarnya dampak yang akan terasa dari penguatan dolar AS ini adalah kenaikan harga barang seperti elektronik, suku cadang otomotif sampai obat-obatan yang memang bahan bakunya impor.
Dia menyebutkan dengan naiknya harga bahan baku ini maka biaya produksi akan naik signifikan akibat inflasi dan selisih kurs yang membuat perusahaan yang memiliki ketergantungan impor sebagai efisiensi.
"Risiko efisiensi ini akan ada potensi gelombang PHK pada industri manufaktur," kata dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari data Reuters sore ini dolar AS kembali menguat berada di posisi nyaris Rp 15.000 yaitu Rp 14.9990. Pergerakan sepanjang hari tercatat Rp 14.966 hingga Rp 14.998.
Kemudian dari data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) per 13 Juli 2022 tercatat Rp 14.985. Pada 6 Juli 2022 sempat menyentuh level Rp 15.015, kemudian menguat ke level Rp 14.986.
Simak Video "Video Ketua MPR soal Rupiah Nyaris Rp 17 Ribu Per USD: Momentum Tingkatkan Ekspor"
[Gambas:Video 20detik]
(kil/zlf)