Unicorn yang IPO di Wall Street Makin Langka, Tanda Apa Nih?

ADVERTISEMENT

Unicorn yang IPO di Wall Street Makin Langka, Tanda Apa Nih?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 22 Agu 2022 09:09 WIB
Pusat bisnis di New York, Wall Street terlihat kosong melompong sebagai dampak
 pandemi Covid-19, Minggu (29/3/2020).
Ilustrasi Wall Street. Foto: Anadolu Agency via Getty Images/Anadolu Agency
Jakarta -

Startup multi-miliar Dolar alias unicorn mulai berhenti melakukan penawaran umum perdana di bursa efek Amerika Serikat atau Wall Street. Telah terjadi kelangkaan IPO yang dilakukan oleh perusahaan startup di Wall Street.

Dilansir dari CNN, Senin (22/8/2022), kelangkaan IPO telah terjadi karena volatilitas pasar yang lebih luas. Investor masih banyak yang menahan diri di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi.

Faktanya, data dari Renaissance Capital, sejauh ini hanya ada 53 IPO di Wall Street, turun lebih dari 80% dari periode yang sama pada tahun 2021. Terlebih lagi, hanya 94 perusahaan yang mengajukan IPO di 2022, turun 70% dari tahun lalu.

Beberapa startup termasuk unicorn sudah banyak yang dikabarkan mau melantai perdana di Wall Street tahun ini. Namun, rencana itu banyak yang belum sama sekali terwujud.

Misalnya, Instacart, startup pengiriman bahan makanan yang kabarnya telah mengajukan IPO di awal tahun ini. Namun, sampai sekarang belum jelas juga kapan tepatnya Instacart akan melakukan penawaran umum perdananya.

Instacart kabarnya memberikan valuasi pada dirinya sendiri di angka US$ 24 miliar atau sekitar Rp 355 triliun (kurs Rp 14.800) sesaat sebelum pengajuan IPO, namun angka itu diperkirakan telah turun tajam saat ini. Ada juga laporan bahwa investor swasta di Instacart telah memotong penilaian mereka lebih jauh.

"Valuasi sebagian besar startup telah mengoreksi diri dari valuasi tertingginya di tahun 2021," kata Rachel Gerring, pemimpin IPO dengan EY Americas.

Gerring mengatakan penurunan harga saham pun banyak terjadi pada perusahaan yang go public tahun lalu. Misalnya, Robinhood, Bumble, dan Oatly.

"Kinerja buruk perusahaan yang go public pada tahun 2021 bukan pertanda baik bagi perusahaan yang ingin go public sekarang. Perusahaan sedang menunggu untuk melihat bagaimana keadaan pasar," kata Gerring.

Selain Instacart, masih ada beberapa startup yang bahkan bercap unicorn lainnya diisukan akan IPO juga. Misalnya, Epic Games yang jadi pengembang Fortnite. Perusahaan ini jadi kandidat kuat yang disebut akan IPO tahun ini. Menurut riset CB Insights, Epic Games saat ini memiliki valuasi senilai US$ 31,5 miliar atau sekitar Rp 466 triliun.

Perusahaan investasi Crypto FTX dan perusahaan merchandise olahraga Fanatics juga sering disebutkan dalam rumor IPO. FTX memiliki valuasi US$ 32 miliar atau sekitar Rp 473 triliun, sementara Fanatics bernilai US$ 27 miliar atau sekitar Rp 386 triliun.

Lebih lanjut ada juga ByteDance, perusahaan di balik TikTok yang berbasis di China juga dikabarkan bakal melakukan IPO. Perusahaan roket SpaceX milik Elon Musk juga disebut bakal menyusul. Kedua perusahaan itu diperkirakan memiliki valuasi di atas US$ 100 miliar atau sekitar Rp 1.480 triliun . Namun, kedua perusahaan belum memberikan indikasi bahwa mereka ingin go public dalam waktu dekat.

Analis yakin pasar IPO akan mulai pulih sedikit akhir tahun ini. Perusahaan swasta lainnya dapat mengambil keuntungan dari fakta bahwa pasar yang lebih luas telah pulih karena kekhawatiran inflasi mulai surut.



Simak Video "Raffi Ahmad Masih Tunggu Momen RANS Bakal IPO"
[Gambas:Video 20detik]
(das/das)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT