Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan modal asing sekitar Rp 120,79 triliun telah keluar (capital outflow) dari Indonesia hingga 25 Agustus 2022. Hal ini dipicu kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga pada Mei 2022 lalu.
"Pasar obligasi EM (termasuk Indonesia) mengalami net outflow selama tahun 2022. Tren outflow dari pasar obligasi Indonesia meningkat pasca FOMC Meeting Mei. Hingga 25 Agustus 2022 mengalami outflow Rp 120,79 triliun," dalam paparan Sri Mulyani pada rapat kerja dengan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Banggar DPR), Selasa (30/8/2022).
Selain itu, modal asing yang keluar dari negara-negara berkembang memang juga telah terjadi sejak enam bulan pertama pada tahun ini. Sri Mulyani menyebutkan nilainya mencapai US$ 50 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tantangan ketidakpastian ini, likuiditas, suku bunga naik oleh negara AS, Eropa, Inggris berdampak capital outflow negara emerging market (sebesar) US$50 billion pada enam bulan pertama outflow atau keluar dari emerging market," lanjut Sri Mulyani.
Gampangnya memang kenaikan suku bunga dan pengetatan likuiditas bank sentral di negara-negara maju berdampak ke negara berkembang, termasuk Indonesia. Kenaikan suku bunga The Fed khususnya membuat terjadinya aliran modal keluar (capital outflow).
Lebih lanjut Sri Mulyani mengatakan sebenarnya kondisi tahun ini masih lebih baik dari keluarnya modal asing yang terjadi pada tahun 2020. Kala itu modal asing yang keluar dari emerging market sebesar Rp US$ 100 miliar, bahkan sempat pada 2017 mencapai US$ 120 miliar.
(ada/hns)