Salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di RI, Indosat Ooredoo Hutchison, tengah diperbincangkan publik. Pekan lalu perusahaan ini melakukan tindak pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya.
Tidak hanya itu, nilai pesangon fantastis hingga ada yang capai Rp 4,3 miliar juga turut menyebabkan nama perusahaan semakin terangkat di media.
Di sisi lain, ternyata Indosat Ooredoo Hutchison juga punya sejarah menarik setelah melantai di bursa saham RI pada belasan tahun silam. Perusahaan berkali-kali alami pergantian kepemilikan.
Dilansir melalui laman resmi Indosat Ooredoo dan BEI, Rabu (28/09/2022), PT Indosat Tbk didirikan di Indonesia pada 10 November 1967 sebagai perusahaan penanaman modal asing yang menyediakan layanan telekomunikasi internasional di Indonesia. Kemudian, pemerintah di bawah Presiden Soeharto memutuskan untuk mengakuisisi saham Indosat pada 1980.
Baca juga: Ini Alasan Indosat PHK Karyawan Lagi |
Setelah menjadi BUMN, perusahaan ini melakukan penawaran umum saham ke publik atau initial public offering (IPO) pada 19 Oktober 1994 silam. Perusahaan pun mencatatkan sahamnya di pasar modal dengan kode saham ISAT.
Perusahaan ini pun berhasil mengumpulkan dana IPO sebesar Rp 724,85 miliar dari penawaran 103,55 saham (35%) di harga Rp 7.000 per saham.
Tidak hanya di dalam negeri, di tahun yang sama, ISAT juga mulai diperdagangkan New York Stock Exchange (NYSE) dalam bentuk American Depository Shares (ADS).
Pada tahun 2002, di bawah kepresidenan Megawati, pemerintah RI melepas sahamnya (divestasi) sebanyak 517,5 juta saham, mewakili sekitar 50,0% dari saham Seri B dalam dua tahap melalui tender. Singapore Technologies Telemedia Pte Ltd (ST Telemedia) pun membeli sebanyak 41,94%.
Selanjutnya pada 2008, saham Indosat secara tidak langsung diakuisisi oleh Qatar Telecom (Qtel) Q.S.C. (Qtel) melalui Indonesia Communications Limited (ICLM) dan Indonesia Communication Pte. Ltd. (ICLS) sejumlah 40,81%.
Kemudian, Qtel membeli saham seri B sebanyak 24,19% dari publik sehingga menjadi pemegang saham mayoritas Indosat dengan kepemilikan sebesar 65% pada 2009.
Setelah dibeli Qtel, atas nama Ooredoo Asia Pte. Ltd. (dahulu Qtel Asia Pte. Ltd), secara resmi pada 2015, nama Indosat ditambahkan Ooredoo menjadi Indosat Ooredoo.
Tidak lama setelah itu, di bulan Mei 2017 perusahaan itu resmi keluar dari pasar modal Amerika Serikat, NYSE. Alasannya, perusahaan merasa terdaftar di bursa paman sam itu sudah tidak efisien, dengan keuntungan minim.
Lebih lanjut, pada 2021, Indosat Ooredoo pun resmi bergabung bersama PT Hutchison 3 Indonesia (H3I) atau Tri Indonesia, menjadi Indosat Ooredoo Hutchison. Perusahaan baru itu dikendalikan bersama-sama oleh Ooredoo Group dan CK Hutchison.
Masing-masing perusahaan tersebut memiliki 50% dari Ooredoo Asia, yang akan diberi nama baru yaitu Ooredoo Hutchison Asia dan memiliki 65,6% saham dan kendali atas Indosat Ooredoo Hutchison.
Hingga kini, posisi pemegang saham tertinggi masih ditempati oleh Ooredoo Asia, yakni sebanyak 5.292.710.752 saham (65,64%) per 30 Juni lalu.
Simak Video "PHK Karyawan, Indosat Kasih Pesangon Rata-rata 37 Kali Upah"
[Gambas:Video 20detik]
(das/das)