Perusahaan sawit milik Fuad Hasan Masyhur, PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR) akan melakukan penawaran umum saham kepada publik atau initial public offering (IPO). Fuad Hasan sendiri merupakan pendiri salah satu perusahaan perjalanan haji dan umrah yang terkenal di Indonesia, Maktour Indonesia.
Adapun jumlah saham yang ditawarkan sebanyak-banyaknya 2,5 miliar saham baru atau sebanyak-banyaknya 20,83% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perusahaan. Harga saham yang ditawarkan antara Rp 100 hingga Rp 150 per saham. Dari situ, perseroan bakal mendapat dana segar antara Rp 250 miliar hingga Rp 375 miliar.
Direktur Utama MKTR, Harry M Nadir mengatakan, sumber dana dari IPO diharapkan dapat mendukung rencana pengembangan dan ekspansi bisnis yang dilakukan perusahaan. Mayoritas dana IPO atau sebesar 95,01% akan digunakan untuk pengembangan usaha dan ekspansi bisnis melalui sejumlah entitas anak usaha yang dimiliki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di antaranya yaitu pembangunan fasilitas pengelolaan limbah menjadi pupuk yang akan dilakukan melalui PT Menthobi Hijau Lestari (MHL). Kemudian pembelian sarana transportasi dan alat berat melalui Menthobi Transtitian Raya (MTR) dan pembelian bibit sawit melalui PT Menthobi Agro Raya (MAR).
MKTR akan melakukan pembebasan lahan perkebunan dan perluasan lahan tanaman baru 1.200 hektar (ha) melalui PT Menthobi Makmur Lestari (MMAL). Melalui MMAL, perseroan juga akan membangun fasilitas water management untuk mendukung perluasan lahan yang dilakukan.
"Sejalan dengan meningkatnya produksi Tandan Buah Segar (TBS) dari MMAL maupun dari pihak ketiga, maka dana IPO juga akan digunakan untuk penyempurnaan pembangunan pabrik kelapa sawit seperti maintenance, perbaikan stasiun utama, dan stasiun pendukung beserta sarana penunjangnya," kata Harry di Financial Hall, Graha CIMB Niaga, Jakarta, Jumat (21/10/2022).
Selain untuk ekspansi usaha, MKTR akan menggunakan 4,99% dana IPO sebagai modal kerja.
Harry mengungkapkan, saat ini merupakan momentum yang baik bagi perusahaan untuk melakukan pengembangan dan ekspansi bisnis dengan mencari sumber pendanaan melalui IPO. Hal itu dikarenakan kondisi industri yang tengah positif, di mana permintaan komoditas CPO di dalam negeri dan global terus meningkat.
"Selain melalui pengembangan usaha, kenaikan harga CPO diharapkan dapat berkontribusi positif bagi kenaikan pendapatan MKTR," ujar Harry.
(acd/eds)