PT Adaro Energy Indonesia Tbk kinerja keuangannya hingga akhir kuartal III-2022 yang terbilang cukup mentereng. Sepanjang 9 bulan di 2022 ini emiten berkode saham ADRO mengantongi laba bersih US$ 1,90 miliar atau setara Rp 29,64 triliun (kurs Rp 15.600).
Jika dihitung dari laba bersih periode yang sama di 2021 dari laporan keuangan perusahaan, capaian laba bersih itu naik 352% dari US$ 420 juta.
Melansir keterangan resmi perusahaan, Selasa (1/11/2022), ADRO mencatat kinerja positif itu didorong kondisi harga batu bara yang tetap tinggi. EBITDA operasional perusahaan terdorong naik 231% menjadi US$ 3,8 miliar dari sebelumnya US$ 1,15 miliar.
Adaro meningkatkan margin EBITDA operasional y-o-y sebesar 1.950bps menjadi 64,2% dari 44,7% karena ASP naik 106% dan volume penjualan naik 14%.
"Pada sembilan bulan pertama tahun 2022, Adaro terus mengeksekusi strategi untuk meningkatkan produksi dan penjualan, karena kami mengejar peningkatan melebihi 10% y-o-y untuk dua komponen ini," kata Presiden Direktur dan CEO Adaro Energy Indonesia, Garibaldi Thohir.
Perusahaan juga melaporkan pembayaran royalti kepada pemerintah RI dan beban pajak penghasilan naik 302% menjadi US$ 2,04 miliar dari sebelumnya US$ 510 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Perusahaan juga menyatakan bahwa posisi keuangan ADRO tetap sehat dengan posisi kas bersih US$ 1,8 miliar dan posisi total kas naik 122% menjadi US$ 3,35 triliun dari US$ 1,5 triliun.
(das/das)