Jokowi Wanti-wanti Kasus Orang Terkaya di Asia Jangan Terjadi di RI

Jokowi Wanti-wanti Kasus Orang Terkaya di Asia Jangan Terjadi di RI

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 07 Feb 2023 07:30 WIB
Poster
Ilustrasi Presiden Joko Widodo (Foto: Edi Wahyono)
Jakarta -

Skandal perusahaan milik orang terkaya di Asia, Gautam Adani jadi sorotan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia meminta agar kasus semacam ini jangan sampai terjadi di Indonesia.

Dia pun meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperketat pengawasan. Menurutnya, OJK harus melakukan pengawasan sedetil mungkin, dia menyebutnya mengawasi sampai level mikro.

Berkaca kasus Adani Group menurut Jokowi situasi ekonomi makro di India sudah sangat bagus. Hanya saja secara tiba-tiba ada permasalahan yang terjadi pada perusahaan Adani Group dan membuat pasar kebakaran. Setidaknya, Jokowi menyampaikan ada modal hilang sampai Rp 1.800 triliun di kasus Adani Group saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hati-hati, ada peristiwa besar minggu kemarin. Adani di India, makronya negara bagus, mikronya ada masalah. Mikronya ini hanya satu perusahaan, Adani. Itu kehilangan US$ 120 bilion (miliar). Hilang. Kalau dirupiahkan itu Rp 1.800 triliun," papar Jokowi dalam pembukaan Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023 yang disiarkan virtual, Senin (6/1/2023).

Akibat kejadian itu, Jokowi bilang terjadi gelombang modal keluar di India. Imbasnya lagi, mata uang Rupee India pun turun nilainya. Jokowi menyayangkan hal ini, padahal kondisi ekonomi India secara makro sangatlah bagus.

ADVERTISEMENT

"Jadinya apa? Capital outflow. Jadinya apa lagi? Rupee jatuh, padahal kondisi makronya bagus. Sekali lagi, hati-hati dengan ini," ungkap Jokowi.

Seperempat PDB Hilang

Melihat kondisi tersebut, Jokowi menekankan kepada OJK agar meningkatkan pengawasan, khususnya kasus goreng-gorengan saham. Hati-hati adalah kata-kata yang berulang kali diungkapkan olehnya.

Jokowi pun mengultimatum jangan sampai kasus macam Adani Group di India terulang di Indonesia. Modal yang hilang itu menurut Jokowi sama besarnya dengan seperempat PDB India.

"Makanya pengawasan, pengawasan, pengawasan. Hati-hati. Jangan sampai ada yang lolos seperti itu karena goreng-gorengan. Jumlahnya itu Rp 1.800 triliun, seperempat PDB India hilang," kata Jokowi.

Jokowi mengungkapkan apa yang terjadi pada Adani Group merupakan contoh dari bahayanya adanya praktik goreng-gorengan saham.

"Harus dilihat betul mana yang suka menggoreng! Kalau gorengan itu enak. Menggoreng, menggoreng kalau pas dapat itu enak. Tapi, sekali terpeleset seperti yang saya sampaikan Adani di India, hati-hati," pungkas Jokowi.

Lanjut ke halaman berikutnya.

Lihat juga Video: Shah Rukh Khan Masuk Daftar Aktor Paling Kaya di Dunia

[Gambas:Video 20detik]



Kasus Adani Group

Dari catatan detikcom, masalah pada Adani Group bermula dari laporan Hindenburg Research. Laporan tersebut menuding Gautam Adani miliarder pemilik konglomerasi Adani Group telah menghindari pajak dengan memanfaatkan kawasan bebas pajak dan melakukan manipulasi harga saham perusahaan Adani Group.

Adani Group sendiri sudah membantah tuduhan tersebut. Bahkan perusahaan menyerang balik dengan mengatakan pihak yang menuduh tidak mengetahui hukum di India.

"Volatilitas di pasar saham India yang diciptakan oleh laporan tersebut sangat memprihatinkan dan telah menyebabkan penderitaan yang tidak diinginkan bagi warga India," kata Gautam Adani.

Laporan dari Hindenburg itu muncul bertepatan saat kerajaan bisnis Gautam Adani hendak menghimpun dana dari masyarakat dan investor asing dengan penjualan saham senilai US$ 2,5 miliar. Alhasil rencana itu batal karena dirinya mengalami kerugian hingga US$ 100 miliar.

Gautam Adani sendiri merupakan pria asal Gujarat di India barat yang membangun bisnis kerajaannya dari nol. Setelah putus kuliah, dia jadi pedagang berlian di Mumbai.

Gautam Adani akhirnya memutuskan terjun ke perdagangan komoditas melalui Adani Enterprises yang didirikannya pada 1990-an. Saat ini kerajaan bisnisnya antara lain mencakup pelabuhan, bandara, tambang, pembangkit listrik dan memproduksi peralatan pertahanan.

Saat harga saham perusahaan melonjak dalam beberapa tahun terakhir, kekayaan bersih Gautam Adani naik sekitar 2.000%.

Kini, dirinya sedang menghadapi sederet masalah serius sampai bikin anjlok kapitalisasi pasar perusahaan Adani Group. Dirinya telah kehilangan US$ 48,5 miliar dari US$ 120 miliar kekayaannya menurut Bloomberg Billionaires Index.


Hide Ads