Emiten penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia melaporkan kinerja keuangan periode 3 bulan pertama tahun 2023. Meski masih mencatatkan rugi, namun nilai kerugian yang dicatatkan Garuda mengalami penurunan.
Mengutip keterbukaan informasi di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), rugi garuda pada kuartal I/2023 tercatat sebesar US$ 110,03 juta atau setara dengan Rp 1,61 triliun (kurs Rp 14.700/US$), turun dibanding periode yang sama tahun 2022 sebesar US$ 224,14 juta atau Rp 3,29 triliun.
Perbaikan kinerja emiten berkode saham GIAA ini ditopang oleh kenaikan pendapatan usaha meliputi pendapatan usaha dari penerbangan berjadwal yang sebesar US$ 506 juta di Kuartal I/2023, dari sebelumnya di Kuartal I/2022 yang hanya sebesar Rp 270,5 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditambah dengan komponen pendapatan dari penerbangan tidak berjadwal dan pendapatan lainnya, total pendapatan Garuda Indonesia pada periode tersebut mencapai US$ 602,99 juta, melonjak signifikan mencapai 71% dari total pendapatan di periode yang sama tahu 2022 yang hanya sebesar US$ 350,7 juta.
Tingginya pertumbuhan pendapatan itu berhasil menutup kenaikan beban usaha yang totalnya tercatat sebesar US$ 605,18 juta pada Kuartal I/2023 dibanding beban usaha di Kuartal I/2022 yang sebesar US$ 526,3 juta.
(dna/ang)