Perusahaan Jasa Sertifikasi Mau IPO, Incar Dana Rp 103 Miliar

Ilyas Fadilah - detikFinance
Kamis, 13 Jul 2023 12:56 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

PT Mutuagung Lestari Tbk atau MUTU International (MUTU), perusahaan di bidang jasa pengujian, inspeksi dan sertifikasi (testing, inspection, and certification/TIC) berencana melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO).

Melalui mekanisme IPO, MUTU akan melepas sebanyak-banyaknya 942.857.200 lembar saham atau maksimal 30% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan. Saham MUTU akan ditawarkan dengan harga Rp 105 hingga Rp 110 per saham. Perseroan diproyeksikan akan memperoleh dana segar antara Rp 99,00-Rp 103,71 miliar.

Perseroan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 235.714.300 Waran Seri I senilai Rp 76,37 miliar dengan rasio 4 berbanding 1. Setiap pemegang empat saham baru akan memperoleh satu waran dengan harga pelaksanaan Rp 324 selama periode 9 Februari 2024-8 Agustus 2025.

Presiden Direktur MUTU International Arifin Lambaga menyebut saat ini belum banyak perusahaan yang terlibat dalam industri TIC. Konsumen dan pelaku usaha juga belum banyak menyadari akan pentingnya sertifikasi terhadap sebuah produk maupun jasa. Ia meyakini saat pemerintah mewajibkan pelaku usaha melakukan sertifikasi, maka industri TIC akan semakin berkembang.

Dalam IPO ini, MUTU International menunjuk PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek. Proses penawaran saham MUTU akan berlangsung pada 12 hingga 24 Juli 2023, sehingga saham Perseroan diperkirakan akan tercatat dan mulai diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia pada 9 Agustus 2023.

66% dana hasil penawaran umum saham akan digunakan sebagai belanja modal (capital expenditure) guna mengembangkan laboratorium eksisting maupun laboratorium baru, yang nantinya menjadi kantor cabang setelah mendapatkan akreditasi.

Adapun sebesar 34% dana hasil penawaran saham ditambah seluruh dana hasil pelaksanaan waran akan dialokasikan untuk keperluan belanja operasional (operational expenditure) guna menunjang bisnis Perseroan, baik di pasar eksisting maupun pasar baru, termasuk peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia sesuai tiga fokus strategi Perseroan, yaitu Green Economy, Syariah Economy dan Digital Economy.

"Kami melihat potensi yang baik untuk industri TIC baik di Indonesia maupun global. Nilai pasar TIC global tahun 2027 diperkirakan mencapai US$ 270 miliar atau sekitar Rp 4.000 triliun, sedangkan nilai pasar Indonesia saat ini baru mencapai Rp 20 triliun," imbuh Arifin dalam Konferensi Pers di The Langham, Jakarta, Kamis (13/7/2023).

Dalam kesempatan yang sama, Direktur MUTU International Sumarna menjelaskan, dari sisi kinerja keuangan, MUTU mencatatkan performa yang solid hingga akhir tahun 2022. Hal ini terlihat dari realisasi pendapatan Perseroan yang berhasil tumbuh signifikan yaitu mencapai Rp 281,82 miliar di tahun 2022, naik sekitar 24,47% dibandingkan tahun 2021 yang Rp 226,41 miliar.

Laba tahun berjalan Perseroan di tahun 2022 juga melonjak 90,38% menjadi Rp 36,78 miliar, dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 19,32 miliar. Selain itu, penjualan per segmen produk yang dihasilkan MUTU juga bertumbuh. Sepanjang tahun 2022 dibandingkan 2021, penjualan dari segmen Pengujian meningkat 32,46%, segmen Inspeksi naik 15,96%, dan segmen Sertifikasi 3,10%.




(das/das)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork