Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meluncurkan bursa karbon. Menurut Jokowi, bursa karbon adalah kontribusi nyata Indonesia melawan krisis perubahan iklim.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno menilai, peluncuran bursa karbon menjadi bukti komitmen serius pemerintah menghadapi potensi krisis perubahan iklim.
"Peluncuran Bursa Karbon menegaskan komitmen Indonesia pada dunia internasional bahwa kita serius mencegah krisis akibat perubahan iklim," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (28/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apalagi hasil dari seluruh proses perdagangan karbon melalui bursa karbon akan dapat kembali direinvestasikan kepada upaya menjaga keberlanjutan lingkungan hidup, terutama pengurangan emisi karbon yang dimulai secara bersama-sama," tambahnya.
Menurutnya, bursa karbon juga akan menjadi peluang bagi industri yang menggunakan energi terbarukan, sekaligus juga sebagai upaya percepatan transisi menuju sumber energi yang ramah lingkungan.
"Keberadaan bursa karbon memberi peluang keuntungan bagi industri yang menggunakan pembangkit listrik dari energi terbarukan. Secara tidak langsung ini merupakan insentif dari pemerintah sebagai upaya percepatan transisi energi," ungkapnya.
Sebagai upaya untuk mengantisipasi krisis perubahan iklim, Eddy berharap keberadaan bursa karbon bisa dilengkapi dengan percepatan pengesahan RUU Energi Baru dan Terbarukan (EBT) menjadi UU.
"Kami di Komisi VII DPR RI terus mempercepat pembahasan RUU EBT sebagai dasar hukum yang kuat untuk memperbesar bauran energi terbarukan dan akselerasi transisi energi dari fosil menjadi energi hijau yang bersih," katanya.
"Semoga polusi Jakarta akhir-akhir ini menjadi wake up call bagi semua stakeholders untuk bergerak menyelamatkan lingkungan sekaligus mencegah krisis perubahan iklim. Keberadaan bursa karbon mudah-mudahan menjadi momentum untuk mempercepat pengesahan RUU EBT menjadi Undang-undang," tutupnya.