Ikut Jual-Beli Karbon Bisa Cuan? Begini Penjelasan BEI

Ikut Jual-Beli Karbon Bisa Cuan? Begini Penjelasan BEI

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 27 Sep 2023 14:25 WIB
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik. (Foto: Shafira Cendra Arini/detikcom)
Jakarta -

Bursa Karbon Indonesia atau IDXCarbon resmi meluncur kemarin. Selain bertujuan untuk mendorong penurunan emisi gas rumah kaca di Tanah Air, ternyata para pemain bursa karbon juga bisa memperoleh sejumlah keuntungan.

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik menjelaskan, jual-beli di bursa karbon bisa mendatangkan cuan bila produk disimpan dan dijual di saat harganya naik. Pembeli juga diberikan keleluasaan untuk menjual kembali produknya mengikuti harga pasar. Mirip dengan saham, di bursa karbon untuk pasar reguler, pembeli dan penjual menentukan harga sehingga terjadi continuous auction.

"Yang beli unit karbon itu bisa saja mau disimpan untuk dijual lagi kalau harga naik. Itu ada keuntungan," kata Jeffrey kepada detikcom, Rabu (27/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai contoh, pada pembukaan perdagangan kemarin, Selasa (26/9/2023), tercatat volume perdagangan tembus hingga 459.914 ton CO2 equivalent (tCO2e). Angka tersebut berasal dari sebanyak 13 transaksi dengan harga produk IDTBS dibuka Rp 69.900 per tCO2e. Harganya pun naik di pukul 11.00 menjadi Rp 77.000 dengan volume tembus 459.953 tCO2e. Kalau dijual kembali, sudah ada untung hingga Rp 7.100 per tCO2e.

Akan tetapi, menurut Jeffrey justru kebanyakan pihak-pihak yang turut serta dalam perdagangan karbon tidak hanya mencari keuntungan dalam bentuk capital gain. Banyak juga pihak yang membeli untuk digunakan atau dipensiunkan atas nama pihak pembeli tersebut.

ADVERTISEMENT

"Kalau itu digunakan, artinya membeli sesuatu yang digunakan untuk apa? Untuk meng-offset (mengurangi) kegiatan operasional yang menimbulkan emisi. Seperti kita tahu, banyak perusahaan dalam operasinya menimbulkan emisi," jelasnya.

Ia pun mencontohkan seperti perusahaan perbankan, yang pada perdagangan perdana kemarin menyerbu bursa karbon. Menurutnya, perbankan sendiri juga mengeluarkan emisi lewat serangkaian aktivitas dengan penggunaan listrik hingga kendaraan bermotor.

Sedangkan dalam sustainability report ataupun komitmen masing-masing perusahaan, tak sedikit yang sudah menyatakan telah menuju net zero emission. Oleh karena itu, demi mencapai tujuan tersebut walau disaat bersamaan operasionalnya masih menghasilkan emisi, bursa karbon menjadi salah satu jalan keluar.

"Mereka membeli unit karbon dan mereka gunakan untuk mereka. Sehingga dalam sustainability report maupun laporan publik, mereka bisa bilang 'kami sudah menuju net zero, kami sudah mengkompensasi polusi yang kami sebabkan dari operasional usaha dengan beli karbon'. Dan tidak untuk dijual lagi tapi digunakan. Dihanguskan atau dipensiunkan. Itu adalah keuntungan juga," kata Jeffrey.

"Seperti yang disampaikan Pak Dirut kemarin, dengan begitu label yang ada di mereka adalah perusahaan concern EFG dan hijau, investor akan lebih banyak melirik. Akan ada keuntungan juga," sambungnya.

Untuk awalannya, instansi yang bisa turut serta dalam aktivitas perdagangan karbon di IDXCarbon berasal dari level institusi dalam negeri. Jeffrey mengatakan, untuk menjadi user alias pengguna jasa IDXCarbon dan membeli unit karbon yang tersedia, instansi bisa mendaftarkan diri dengan mengisi formulir yang tersedia pada laman resmi IDXCarbon, www.idxcarbon.co.id.

Lihat juga Video 'Jokowi Luncurkan Bursa Karbon Indonesia: Kontribusi Lawan Krisis Iklim':

[Gambas:Video 20detik]



(shc/das)

Hide Ads