IHSG Merah Membara, Gara-gara Apa?

IHSG Merah Membara, Gara-gara Apa?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 19 Okt 2023 17:40 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5% ke level 4.891. Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham siang ini.
Ilustrasi indeks harga saham gabungan (IHSG) - Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Perdagangan saham Indonesia anjlok. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rontok ke zona merah sejak sesi pembukaan perdagangan saham.

Dari data RTI, Kamis (19/10/2023), IHSG terpantau telah terkoreksi sebesar 81,47 poin atau sekitar 1,18%. Tercatat IHSG bertengger di level Rp 6846,42. IHSG dibuka di level Rp 6.927,63, paling rendah berada di level Rp 6.840,36.

Menurut Analis DFCX Futures Lukman Leong IHSG menurutnya terkoreksi di tengah sentimen risk off di pasar karena meningkatnya kekhawatiran akan prospek suku bunga Bank Sentral AS the Federal Reserve.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"IHSG turun di tengah sentimen risk off di pasar oleh meningkatnya kekuatiran akan prospek suku bunga the Fed menjelang pidato Powell malam ini," papar Lukman ketika dihubungi detikcom, Kamis (19/10/2023).

Selain itu, hasil obligasi AS 10 tahun telah naik mendekati 5%, tertinggi sejak 2007, hingga keputusan mengejutkan Bank Indonesia menaikkan suku bunga untuk meredakan pelemahan rupiah semakin menekan IHSG.

ADVERTISEMENT

Investor pun sedang beralih untuk berinvestasi ke aset safe haven yang tak banyak memiliki risiko di tengah panasnya perang Israel-Hamas. "Perang Israel-Hamas membuat investor menghindari aset berisiko macam saham," kata Lukman.

Sementara itu, Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra menilai IHSG memang masih labil tahun ini. Kebijakan suku bunga tinggi AS, pelemahan rupiah, konflik Israel dan Hamas, Perang Rusia-Ukraina memberikan sentimen negatif untuk pelaku pasar untuk berinvestasi di aset berisiko.

"Naiknya suku bunga BI juga bisa menjadi faktor negatif untuk IHSG karena kenaikan suku bunga ini menambah biaya bagi perusahaan dan juga bisa menurunkan permintaan atau konsumsi," tambah Ariston ketika dihubungi detikcom.

Pendaftaran Capres Ngaruh ke Pasar?

Perlu diketahui juga, hari ini dua kandidat calon presiden dan wakil presiden mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk gelaran kontes Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Pertama ada Anies Baswedan yang mendaftarkan diri sebagai calon presiden dan didampingi Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai calon wakil presiden. Kemudian, ada juga pasangan capres cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

Lalu, apakah pendaftaran capres-cawapres ada hubungannya dengan merahnya IHSG?

Menurut Lukman dan Ariston, sentimen politik pendaftaran capres cawapres justru tak berpengaruh banyak ke investor saat ini. Lukman menilai sentimen Pilpres mungkin akan muncul ketika pada putaran pemilu ada dua kandidat yang perbedaan suaranya tipis.

"Saya rasa pendaftaran (Capres-Cawapres) tidak mempengaruhi sentimen pada umumnya, namun pilpres tahun depan mungkin akan berdampak pada sentimen investor apabila polling menunjukkan perbedaan suara yang tipis antar kandidat," ungkap Lukman.

Ariston juga meyakini pendaftaran calon peserta pemilu tidak akan mempengaruhi pasar. Sampai saat ini pun belum ada adu argumen kebijakan yang diungkapkan oleh semua pasangan calon.

"Menurut saya, pendaftaran capres cawapres tidak mempengaruhi pasar karena kita belum tahu juga mana yang jadi Presiden dan wapres, serta kebijakan apa yang akan dibawa ke pemerintahan baru," beber Ariston.

(hal/kil)

Hide Ads