BCA Borong 71.500 ton CO2 di Bursa Karbon Indonesia

BCA Borong 71.500 ton CO2 di Bursa Karbon Indonesia

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Jumat, 20 Okt 2023 14:52 WIB
Menara BCA Thamrin
Menara BCA - Foto: Ari Saputra
Jakarta -

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menunjukkan komitmennya dalam mendukung penurunan emisi karbon di Tanah Air. Dalam hal ini, perusahaan berkontribusi lewat pembelian unit karbon sebanyak 71.500 ton CO2.

Hal ini disampaikan oleh Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja Kuartal III 2023. Pembelian ini dilakukan tepat pada hari peluncuran bursa pada Selasa (26/10/2023).

"Pada hari peluncuran Bursa Karbon Indonesia, BCA melakukan pembelian unit karbon sebanyak 71.500 ton CO2. Selain itu, BCA menyalurkan sustainability-linked loans senilai Rp 319 miliar per September 2023, sebagai upaya kami untuk mendukung debitur dalam menjalankan praktik bisnis berkelanjutan," kata Jahja, ditulis Jumat (20/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jahja menambahkan, pihaknya pun telah mendapat apresiasi dari berbagai pihak atas komitmennya dalam mengedepankan nilai-nilai environmental, social, governance (ESG). Salah satunya Wisma BCA Foresta yang mewakili Indonesia pada ajang ASEAN Energy Awards 2023 dan berhasil memperoleh juara satu untuk kategori Energy Efficient Building.

Sebagai tambahan informasi, Bursa Karbon Indonesia atau IDXCarbon resmi diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo pada Selasa (26/9/2023). Dengan hadirnya IDXCarbon, Jokowi optimistis Indonesia dapat menjadi poros karbon dunia asalkan punya langkah konkret.

ADVERTISEMENT

"Hasil perdagangan ini akan direinvestasi kembali kepada upaya menjaga lingkungan khususnya melalui pengurangan emisi karbon," beber Jokowi saat membuka Bursa Karbon disiarkan virtual, Selasa (26/9/2023).

Pembentukan bursa karbon ini didorong oleh penerbitan Peraturan OJK (POJK) Nomor 14 Tahun 2023 tentang Perdagangan Karbon melalui Bursa Karbon. POJK ini merupakan amanat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) yang mengamanatkan pengaturan lebih lanjut Perdagangan Karbon melalui Bursa Karbon.

Di kesempatan berbeda, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Inarno Djajadi mengatakan, para pembeli unit karbon pada perdagangan perdananya hari ini didominasi oleh pemain dari sektor perbankan. Menurutnya salah satu hal yang mendorong hal ini ialah demi mencapai predikat sebagai bank hijau dan untuk mencapai itu dibutuhkan sejumlah kriteria, termasuk penilaian sustainalytics.

"Verifikasi sustainalytics ini mungkin membicarakan bahwasanya ini untuk melabelkan bank ini perlu membeli unit karbon yang ada. Kita lihat beberapa hari ini saja, ada beberapa bank yang inisiatif membeli baik dari regionalnya maupun bank tersebut," kata Iman, dalam konferensi pers di Kantor BEI

Sementara itu, Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, banyaknya keterlibatan perusahaan perbankan dalam perdagangan perdananya hari ini, juga didorong oleh cepatnya sosialisasi di industri perbankan terkait dengan bursa karbon ini, mulai dari kantor regional hingga pusat.

"Kita dapat izin 16 September. Sosialisasi butuh waktu. Kita lihat perbankan cukup cepet," ujarnya, dalam momentum yang sama.

(kil/kil)

Hide Ads