Dolar AS Melemah Jauhi Rp 16.000, BI: So Far, So Good

Nilai tukar dolar AS terhadap rupiah mengalami pelemahan. Setelah sempat menguat hingga menyentuh level nyaris Rp 16.000. Pagi ini nilai tukar Dolar terhadap Rupiah turun 39 poin atau 0,19% ke level Rp 15.619.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter (DPM) BI Edi Susianto mengatakan apa yang terjadi pada nilai tukar Rupiah sejalan dengan yang terjadi di negara-negara lain.

"Sejalan dengan apa yang terjadi di negara-negara regional, kita kemarin menguat lumayan bagus. Koreksi koreksi wajar. Dunia pasar uang itu up and down suatu hal yang wajar selama masih dalam kondisi terkendali. So far so good," ungkap Edi di The Tugu Kunstkring Paleis, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (8/11/2023).

Meski begitu, Edi mengatakan BI tak mau menargetkan nilai tukar di level tertentu. Yang jelas bila ada hal yang ekstrim seperti pelemahan yang tak biasa, BI siap untuk intervensi.

"Market itu. Let market decide. Kalau ada hal ekstrim baru Bank Indonesia masuk sana intervensi," kata Edi.

BI sendiri menerbitkan beberapa instrumen baru yang diyakini dapat menjaga nilai tukar. Mulai dari Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang sudah meluncur sejak beberapa bulan lalu, hingga Sekuritas Valuta Asing Bank Indonesia (SVBI) dan Sukuk Valuta Asing Bank Indonesia (SUVBI) yang meluncur akhir bulan ini.

Menurut Edi instrumen-instrumen ini dinilai mampu menjaga arus modal tidak keluar dari Indonesia. Hal tersebut dapat menstabilisasi nilai tukar Rupiah.

"Contohnya SRBI ya, tadi data yang saya sampaikan lumayan kan ketika global marketnya kondusif lumayan menguatnya begitu banyak. Ketika melemah tertahan juga, karena ada yang masuk. Ini hal yang terus diupayakan. Diupayakan pasar sekundernya berjalan," sebut Edi.

"Asing itu makin confidence kalau pasar sekundernya membaik, kalau saya beli barang ada yang mau jual, kalau saya mau jual dia mau beli. Pokoknya kuncinya itu," lanjutnya.