Rugi Rp 10 Triliun, Emiten Sandiaga Uno Masih Tebar Dividen Rp 298 M

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Kamis, 16 Mei 2024 14:56 WIB
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) menyetujui adanya pembagian dividen - Foto: detikcom/Achmad Dwi Afriyadi
Jakarta -

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) menyetujui adanya pembagian dividen. Adapun dividen yang dibagikan sebesar Rp 298 miliar atau sekitar Rp 22 per lembar saham untuk tahun buku 2023.

"Betul, tadi di acara RUPS kami sebelumnya kami telah mengumumkan dan disetujui oleh rapat pembagian dividen. Jadi pembagian dividen yang telah disetujui adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp 298.426.370.000 secara total atau sebesar Rp 22 per lembar saham," kata Hubungan Investor Ryan Sual dalam konferensi pers, di Jakarta, Kamis (16/5/2024).

"Untuk agenda buyback tidak jadi, jadi ditiadakan," tambahnya.

RUPST menyetujui pembagian dividen di tengah kondisi keuangan perusahaan yang membukukan rugi. Pada tahun 2023, perusahaan membukukan rugi sebesar Rp 10,15 triliun.

Namun, ia mengatakan, Saratoga merupakan perusahaan investasi. Sehingga, laporan keuangan Saratoga sedikit berbeda dengan yang lain.

"Kinerja kami di 2023 memang kalau dari sisi laporan laba rugi Saratoga membukukan rugi sebesar Rp 10,2 triliun di tahun lalu, tapi yang seperti selalu kami sampaikan Saratoga ini adalah perusahaan investasi di mana laporan keuangan laba rugi kami sedikit berbeda dengan perusahaan-perusahaan operasional pada umumnya," ungkapnya.

Dilihat dari itemnya, lanjutnya, rugi perusahaan paling besar disumbang oleh kerugian bersih atas investasi saham dan efek lainnya yang menembus Rp 13,81 triliun. Ia menyebut, sebagian besar kerugian tersebut belum dieksekusi atau direalisasikan (unrealized) karena penurunan nilai portofolio.

"Jadi ketika kami memaparkan bahwa kami melaporkan rugi, dan ini juga bisa dilihat item yang paling besar dari sisi rugi itu adalah kerugian bersih atas investasi saham dan efek lainnya, itu sebagian besar adalah unrealized, di mana ini adalah penurunan terhadap nilai portofolio kami yang masih belum kami eksekusi," paparnya.

Dia mengatakan, penurunan nilai portofolio itu terutama pada saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk dan PT Merdeka Copper Gold Tbk. "Tahun lalu saham Adaro dan Merdeka di tengah volatilitas komoditas yang ada itu mengalami penurunan cukup signifikan. Ini adalah kontributor utama terhadap kerugian Rp 13,8 triliun, ini yang terjadi atas total portofolio Saratoga," tuturnya.




(acd/kil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork