PT Hero Global Investment Tbk (HGII) siap melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO). Adapun perusahaan induk ini memiliki fokus pada industri energi baru terbarukan di Indonesia.
Langkah IPO dinilai strategis dengan bertujuan memperkuat posisi HGII sebagai salah satu perusahaan terdepan dalam pengembangan bisnis energi hijau yang sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan bauran energi bersih.
Adapun HGII menawarkan maksimal 1.3 miliar lembar saham biasa atau 20% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Adapun rentang harga saham yang ditawarkan kepada publik Rp200-Rp230 per lembar pada periode penawaran awal (book building) 18-23 Desember 2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perkiraan masa penawaran umum pada 3 hingga 7 Januari 2025 dan perkiraan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Januari 2025. Melalui IPO, HGII menargetkan jumlah perolehan dana maksimal Rp299 miliar.
HGII juga telah menunjuk PT OCBC Sekuritas Indonesia dan PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Adapun IPO yang dilakukan HGII menjadi tonggak sejarah penting bagi perusahaan yang telah berdiri sejak 2010.
Direktur Utama HGII Robin Sunyoto menuturkan, rencana IPO bertujuan untuk memperkokoh posisi perusahaan dalam melakukan ekspansi bisnis energi ramah lingkungan. Selain itu, IPO juga dilakukan untuk mendukung pemerintah dalam melakukan akselerasi energi baru terbarukan (EBT).
Hal ini sejalan dengan visi HGII untuk memperluas cakupan energi baru terbarukan secara substansial dan misi mengembangkan kegiatan usaha yang seimbang secara berkelanjutan.
"HGII bersama seluruh entitas anak perusahaan berkomitmen untuk mendukung upaya Indonesia mencapai net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat, serta dalam meningkatkan bauran energi terbarukan," kata Robin dalam keterangan tertulisnya, Rabu (18/12/2024).
Ia menuturkan, IPO menjadi langkah strategis agar HGII dapat lebih fokus dalam pengembangan bisnis energi terbarukan yang seimbang secara berkelanjutan, dengan target pengelolaan pembangkit EBT hingga 100 MW pada tahun 2031.
"IPO juga akan memperkuat komitmen kami dalam menjalankan bisnis sesuai dengan prinsip good corporate governance dan operational excellence yang efektif dan efisien untuk profitabilitas berkelanjutan," jelasnya.
Untuk diketahui, HGII memiliki dan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Parmonangan-1 kapasitas 9 megawatt (MW) dan PLTM Parmonangan-2 kapasitas 10 MW yang berlokasi di Desa Manalu Dolok, Kecamatan Parmonangan, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatra Utara.
Selain itu, PLTM Parmonangan-1 dikelola oleh anak perusahaan HGII, PT Seluma Clean Energy (SCE) dan PLTM Parmonangan-2 dikelola anak perusahaan HGII, PT Bina Godang Energi (BGE). Pembangkit energi terbarukan ini dioperasikan melalui perjanjian jual beli listrik dengan PT PLN (Persero), badan usaha milik negara ketenagalistrikan yang mendukung kebutuhan energi nasional yang terus meningkat.
HGII juga turut berinvestasi dengan saham minoritas melalui PT Pelita Prima Energi Semesta (PPES) pada Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Ujung Batu kapasitas 3 MW yang dikelola PT Pasadena Biofuels Mandiri berlokasi di Provinsi Riau.
Robin menjelaskan, seluruh dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan untuk ekspansi dan pengembangan bisnis energi baru terbarukan, yaitu sekitar 66% untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berkapasitas 25 MW di Sumatra Utara.
Sekitar 31% untuk pengembangan PLTM kapasitas 10 MW di Sumatra Utara. Sisanya sebagian kecil dana akan digunakan sebagai modal kerja Grup Perseroan seperti mendukung kegiatan eksplorasi sampai dengan biaya studi awal (pre-feasibility study) dalam proyek energi baru terbarukan mencakup tenaga air, biomassa, biogas dan surya.
Menurutnya, Hero Global Investment berkomitmen untuk terus berinvestasi dan mengembangkan bisnis sektor energi hijau di tanah air sehingga ke depan akan mengelola pembangkit EBT berkapasitas 100 MW. HGII memasukkan beberapa proyek dalam pipeline energi terbarukan yang akan dikembangkan yaitu hidro (58 MW), biomassa (8 MW), biogas (6 MW) dan surya (10 MW).
Sementara itu, berdasarkan data Kementerian ESDM per semester II/2024, potensi energi terbarukan di tanah air sebesar 3.687 GW, tetapi pemanfaatan baru mencapai 0,3% atau sekitar 13.781 MW. Selain itu, potensi tenaga surya 3.294 GW, baru dimanfaatkan 675 MW.
Sedangkan tenaga angin (bayu) memiliki potensi 155 GW, dengan pemanfaatan sekitar 152 MW. Potensi tenaga hidro 95 GW, pemanfaatan 6.697 MW. Potensi tenaga arus laut 63 GW dan belum ada pemanfaatan sama sekali. Potensi bioenergi 57 GW, pemanfaatan 3.408 MW. Sementara potensi tenaga panas bumi 23 GW, pemanfaatan 2.597 MW.
Robin mengaku optimistis dengan potensi energi hijau di tanah air yang melimpah dan beragam tersebut, Perseroan memiliki peluang besar untuk terus berkembang berkelanjutan.
"Kami juga mengapresiasi otoritas pasar modal atas pencapaian positif bursa efek saat ini sehingga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Kami optimistis dengan langkah strategis melalui IPO, HGII menjadi perusahaan energi terbarukan yang terdepan dan berkontribusi terhadap perekonomian lokal maupun nasional," pungkasnya.
(fdl/fdl)